Berjarak 1 kilometer dari kantor Desa Ngerong, ditemukan sebuah candi berkulit batuan andesit dengan isian berbahan bata bernama Candi Keboireng.
Berawal dari sebuah gundukan tanah yang ditumbuhi sebuah pohon kemuning, terlihat sekumpulan fragmen arca yang tersebar hingga area rerumpunan bambu. Seiring berjalan waktu, juga ditemukan adanya struktur di sisi barat daya gundukan, sehingga mulai lah dikenal gundukan tersebut dengan nama ‘Gumuk Reco’.
Fenomena ini sekaligus mengundang agenda penelitian yang diawali oleh Balai Arkeologi Yogyakarta pada tahun 1983 dalam kegiatan survei permukaan. Hasil kegiatan survei tersebut ditemukan struktur candi beserta tinggalan lainnya seperti kala, jaladwara, kemuncak, yoni dan sebagainya. Penelitian kemudian dilanjutkan pada tahun 1985 dengan melakukan kegiatan ekskavasi. Ekskavasi yang selanjutnya disebut ekskavasi tahap I menghasilkan temuan unik yaitu batu berelief surya majapahit yang saat ini berada di Penelolaan Informasi Majapahit Trowulan. Menilik lebih jauh, makna Surya Majapahit di masa lalu erat kaitannya dengan religi yakni simbol ‘dikpala’. Dikpala merupakan dewa penjaga arah mata angin yang seluruhnya berjumlah 17 dilengkapi 9 dewa mayor ‘dewata nawasanga’ dan 8 dewa minor.
Lanjut ke tahap ekskavasi selanjutnya tahun 1986 (tahap II), dilakukan kerjasama antar instansi diantaranya Balai Arkeologi Yogyakarta bersama Pusat Penelitian Arkeologi Nasional Jakarta, Suaka Peninggalan Sejarah Purbakala Jawa Timur, dan Seksi Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pasuruan. Hasil ekskavasi berhasil menampakkan denah struktur yang selanjutnya disebut struktur II. Pendapat sementara bahwa denah struktur tersebut sebagai candi perwara. Selain itu, temuan lainnya berupa dua buah kala dengan ekspresi menakutkan, mata melotot, gigi bertaring dan mulut terbuka. Selain itu, juga ditemukan pipi tangga berbentuk naga yang biasa disebut ‘makara’. Kumpulan kala dan makara tersebut diamankan ke Pengelolaan Informasi Majapahit Trowulan.Kegiatan selanjutnya, dilakukan pendataan pada tahun 2005 oleh kelompok kerja Registrasi dan Penetapan BPCB Jawa Timur. Hasil pendataan memperoleh 185 objek diduga cagar budaya yang didalamnya termasuk 184 cagar budaya bergerak dan 1 cagar budaya tidak bergerak.
Terakhir, kegiatan terkini yakni tahun 2020 dilakukan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Jawa Timur dalam rangka ekskavasi penyelamatan. Kegiatan ini menjangkau 15 kotak ekskavasi dengan kesimpulan akhir berupa temuan himpunan balok batu yang diduga bagian dari bahan penyusun bangunan candi utama dan candi perwara. Temuan lainnya berupa fragmen gerabah, mata uang kepeng yang bertuliskan Da-Guan-Tong-Bao (1107-1110 M) serta fragmen keramik khas Dinasti Yuan (1280 – 1368 M). Cresentia (Dok Pub 2022)
Sumber :
Ferdianti, Ratna, dkk. 2019. Laporan Kegiatan Pemetaan dan Penggambaran Candi Keboireng, Desa Ngerong, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan. Mojokerto, Trowulan : Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Jawa Timur. Tidak Terbit.
Mursitowati, Enny. 1987. Variasi dan Arti Simbolis Hiasan Surya Majapahit. Skripsi, Yogyakarta: Fakultas Sastra Universitas Gadjah Mada
Tri Haryantoro, Edi. 1986. Laporan Ekskavasi Keboireng II/86 kel. Ngerong Kec. Gempol Kab. Pasuruan Jawa Timur. Mojokerto: Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jawa Timur, tidak diterbitkan.
Vidi, Albertus Agung, dkk. 2020. Laporan Ekskavasi Penyelamatan Situs Keboireng, Pasuruan. Mojokerto : Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Jawa Timur. Tidak Terbit.