Candi Jedong terletak di Kelurahan Wotanmas Jedong, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto. Bangunannya berada di tengah permukiman dengan batas-batas lingkungan sebelah utara berbatasan dengan pekarangan dan permukiman, sebelah selatan dan barat dengan perladangan, sebelah timur berbatasan jalan desa.
Dilihat dari latar sejarahnya, di candi Jedong ini telah diketemukan 12 prasasti oleh para sarjana epigrafi prasasti, yang kemudian diberi nama Prasasti Jedog I – IX. Kedua belas Prasasti tersebut memuat data pertanggalan dari abad XV, berarti situs Jedong sudah ada sejak masa pemerintahan Belitung (Mataram Kuno) sampai dengan Girisawardhana (Majapahit).
Candi Jedong merupakan komplek percandian. Menurut laporan tahun 1917, di situs Jedong terdapat tiga gapura, satu gapura terbuat dari bata dan dua gapura terbuat dari batu andesit. Gapura yang terbuat dari bata terletak paling utara, dengan poros utara – selatan. Pada gapura ini dipahatkan angka 1298 C (1376 M). Di dekatnya ditemukan sebuah batu besar yang merupakan bagian sebuah bangunan berpahatkan angka tahun 1298 C (1376 M). Gapura ini sudah tidak terdapat lagi. Dua gapura yang lain berporos timur – barat, terletak di tepi barat teras tnah. Gapura yang terletak di utara berdenah persegi, panjang 6,86 m, lebar 3,4 m, tinggi yang masih terdapat 7,19 m. Kaki gapura dihias panil-panil tanpa relief. Pada bagian tengah tubuh gapura dihias sabuk berornamen kala distiril dan flora. Bagian atas pintu gapura terdapat pahatan berbentuk kepala kala. Atap gapura bertingkat, berbentuk piramida. Tiap tingkat dibatasi deretan menara sebanyak 16 (enam belas) buah. Kondisi atap mengalami kerusakan, sehingga struktur vertikalnya tinggal dua tingkat. Batu penutup rongga atap berhias ornmen surya.
Gapura yang terletak pada bagian selatan candi berdenah persegi panjang, dengan panjang 12,51 m, lebar 5,19 m, dan mempunyai tinggi 9,75 m. Gaya arsitek pada gapura ini serupa dengan gapura yang terletak di utara candi, namun memiliki sayap dan pahatan berbentuk kepala kala pada setiap sisi tubuh bagian atas. Bagian dalam atapnya berongga. Atap bangunan mengalami kerusakan, sehingga batu penutup rongga atap tidak diketemukan dan struktur vertikalnya tinggal tiga tingkat. Pada bagian ambang atas pintu bagian sisi barat, terdapat Candrasengkala yang berbunyi brahmana-nora-kaya-bhumi (1307 C atau 1385 M).(un)
Sumber:Registrasi dan Penetapan, sub. kelompok penetapan, 2008, BPCB Mojokerto.