Letak candi Brahu di Dusun Bejijong Desa Bejijong Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto pada koordinat 112° 22” 28,2 “ BT 07° 32” 34,9” LS.
Sebagaimana Umumnya bangunan Purbakala di Trowulan, Candi Brahu juga di buat dari bahan bata, menghadap kearah barat. Denahnya berbentuk bujursangkar ukuran 18 X 22.50 meter dan tinggi yang tersisa sampai sekarang 20 meter.
Secara vertikal bangunan ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu : bagian kaki yang merupakan bagian bangunan terbawah sampai lantai bilik dan selasar, bagian tubuh yang merupakan bagian bangunan yang berdiri diatas kaki yang berfungsi sebagai penutup bilik dan penyangga atap, bagian atap yang merupakan bagian teratas bangunan yang berfungsi sebagai penutup bilik. Menurut laporan, disekitar Candi Brahu dulu masih ada beberapa candi lain yang sekarang sudah runtuh diantaranya, Candi Muteran, Candi Gedong, Candi Tengah, dan Candi Gentong. Disekitar komplek candi ini pernah pula ditemukan benda-benda kuno lainnya seperti alat upacara dari logam, perhiasan dari emas dan arca-arca dari logam yang kesemuanya menunjukkan atau bersifat agama Budha. Ditilik dari gaya banginan dan sisa profil bagian alas stupa pada atap candi sisi tenggara, kemungkinan Candi Brahu merupakan candi agama Budha dan diperkirakan didirikan abad 15 Masehi. Pendapat lain ada yang memperkirakan umur candi Brahu lebih tua dibandingkan candi-candi yang ada disekitar Trowulan. Nama Brahu dihubungkan dengan kata “Wanaru” atau “Warahu” yaitu nama sebuah bangunan suci yang disebutkan didalam prasasti tembaga “Alasantan” yang ditemukan kira-kira 45 meter disebelah barat Candi Brahu. Prasasti ini dikeluarkan oleh raja “Mpu Sendok” pada tahun 861 saka atau tepatnya 9 september 939 M. Menurut cerita masyarakat candi ini dikatakan berfungsi sebagai tempat pembakaran raja Brawijaya, namun dalam penelitian tidak pernah di temukan bekas-bekas abu mayat. Candi Brahu mulai dipugar tahun 1990 dan selesai tahun 1995.
sumber: buku “mengenal Peninggalan MAJAPAHIT di Daerah Trowulan – BPCB Mojokerto.