Candi Banjarsari

0
2524

Candi Banjarsari, saat ini yang terlihat hanya sebagian bangunan/separo bangunan, yaitu sisi timur, sebagian sisi selatan dan sebagian sisi utara, sedang bagian depan bangunan candi/sisi barat masih tertutup tanah yang berbatasan dengan tebing saluran irigasi (sungai B) Desa Banjarsari, Kecamatan Ngronggot, Kabupaten Nganjuk.

Arsitektural  candi ini hanya tinggal bagian kaki dan sebagian tubuh, sedangkan bagian atapnya sudah runtuh. Kaki candi yang terlihat di atas permukaan tanah tidak tinggi, terdiri atas profil sisi miring dan pelipit setinggi ± 40 cm. Bagian tubuh berdimensi lebih kecil dibandingkan bagian kaki dan atap candi. Tubuh berbentuk kubus. Tubuh candi berprofil seperti pada candi umumnya.

Profil yang ada berupa padma / sisi genta dengan bingkai pelipit-pelipit datar yang membentuk bagian moulding (kumai bawah), serta bagian tengah tubuh. Bagian kumai atas hingga atap runtuh/hilang. Antara kaki dengan moulding / kumai bawah tampak sempit sehingga tidak terdapat bidang selasar kaki sebagi dudukan tubuh. Profil bagian tengah tubuh yang terlihat cukup jelas adalah sisi timur.

Pada tengah tubuh ini terdapat dua panil bersusun yang dipisahkan oleh ojif bentuk persegi dengan modifikasi tiga garis timbul. Panil berbentuk persegi panjang, berukuran  panjang 36 cm, tinggi 20 cm. Kanan-kiri panil dibingkai kolom tegak selebar 11 cm.  Bidang panil polos tanpa relief hiasan maupun relief cerita. Ragam hias berupa ceplok bunga berdiameter 15 cm pada ojif, tepatnya berada di tengah antara bidang panil atas dan bawah.

Pada ketiga sisi candi yang telah tampak ini, dinding bagian tengah tubuh dilengkapi dengan relung atau ceruk. Relung berfungsi sebagai tempat untuk menempatkan panteon arca sesuai latar agama candi. Bentuk relung persegi empat vertikal, timbul 35-40 cm terhadap bidang tubuh. Bagian atas relung polos tanpa dihiasi muka Kala.

Dalam kamus besar Bahasa Sansekerta, candi  adalah sebutan untuk Dewi Durga atau Dewi Maut Candika, sedangkan candikagrha atau candigreha atau candikalaya adalah penamaan tempat pemujaan Dewi Maut tersebut. Sebagai sebuah sistem, pada candi biasanya dapat dijumpai bangunan-bangunan seperti gapura, bangunan perwara, bangunan induk, bangunan apit, pagar keliling, dan arca penjaga pintu. Bangunan induk adalah bangunan utama pada candi yang menjadi pusat kesucian kompleks. Pada bangunan ini dapat ditemukan arca dewa-dewa utama yang menjadi objek pemujaan. Sedang bangunan perwara adalah bangunan-bangunan berukuran lebih kecil yang menjadi pelengkap atau penyerta bangunan induk. Bangunan yang berada di samping kiri-kanan bangunan induk disebut bangunan apit. (Lap.Inv.ODCB Kab.Nganjuk, 2018)