Trowulan-Alunan gamelan Jawa berpadu alat musik modern sedikit menyejukkan udara di Pengelolaan Informasi Majapahit yang seharian sangat gerah karena suhu panas beberapa hari ini meningkat tajam. Sementara di seberang jalan terdengar keramaian alunan musik Jawa, nampaknya seni Jaranan salah satu event Indonesiana telah dimulai.
Grup campursari Gita Laras yang membawa 4 penyanyi yang siap menghibur malam ini adalah pimpinan Sunawan, seniman Mojokerto. Latar belakang kami karawitan, pernah menjuarai di kompetisi dalang bocah tingkat nasional, tuturnya.
Muhammad Ichwan, memaparkan bahwa jenis musik campursari ada di Jawa Timur hingga Jawa Tengah. Tokoh pencipta campursari adalah seorang Dalang dan Komposer terkenal, Ki Narto Sabdo, memperkenalkan campursari jenis klasik. Pada tahun 80an campursari secara kontemporer dibawakan Manthous yang saat itu ngetren. Pada jaman milenial ini campursari juga sangat dikenal generasi milenial dengan tokoh Didi Kempot yang termasyur dengan ‘Ambyar’.
Berdasarkan kajian seni budaya pada relief candi, terdapat bukti bahwa musik tradisional sudah ada sejak dahulu. Terkait dengan pelestarian, tidak hanya pada fisiknya saja, namun juga didalamnya nilai-nilainya, termasuk campursari yang merupakan music daerah yang perlu dilestarikan agar tumbuh dan berkembang dalam masyarakat, pungkas koordinator Pekan Budaya Majapahit 2019. (np)