Bengkel Sastra, Wadah Literatur Dalam Hardiknas Jawa Timur 2019

0
519

Hari kedua dalam semarak Hardiknas Jawa Timur 2019 diisi dengan kegiatan literatur yang dikemas dalam istilah ‘Bengkel Sastra’. Tema yang diangkat dalam kegiatan ini yaitu Pelatihan Penulisan Puisi bagi Kearifan Lokal. Kegiatan yang dimulai pada pukul 13.00 di ruang Logam Pengelolaan Informasi Majapahit ini, dibuka oleh salah satu staf keuangan dari Balai Bahasa Jawa Timur yakni Dwi Puspa Agustina. Narasumber yang dipercayakan sebagai pengisi acara ini yaitu Mashudi sebagai salah satu pengkaji bahasa di Balai Bahasa Jawa Timur. Mashudi dikenal sebagai penulis yang telah 12 tahun berkarya di bidang jurnalis dan telah menghasilkan beberapa karya seperti puisi, cerpen maupun artikel.

Adapun sekolah-sekolah yang berpartisipasi dalam kegiatan ini, yaitu : SMP 1 Sooko, SMA 1 Bangsal Mojokerto, SMAN Kandangan Kediri, SMAN Puri Mojokerto, SMKN Jatirejo, SMK Unu Jombang, dan Madrasah Aliyah Assulaimaniyah Mojoagung Jombang. Selain peserta sekolah, beberapa simpatisan berasal dari Sidoarjo dan Kediri.

Pada kegiatan ini, peserta diberikan pemahaman secara garis besar seputar puisi. Mulai dari pengertian puisi, kiat-kiat kepenulisan puisi, tokoh-tokoh pujangga yang menginsiprasi pada setiap daerah di Jawa Timur, morfologi puisi dan topografi puisi. Disamping itu, peserta diberikan kesempatan bertanya seputar kepenulisan. Setelah melewati sesi tanya-jawab, peserta diberikan tugas membuat puisi dalam waktu 15 menit mengenai benda cagar budaya dan hubungannya dengan kearifan lokal. Puisi yang dianggap memenuhi kriteria, akan disalurkan dalam penerbitan majalah Balai Bahasa Jawa Timur.

“Kegiatan ini sangat bermanfaat khususnya bagi pelajar agar mereka lebih mengenal kearifan lokal melalui cipta karya puisi”, terang salah satu Guru kelas 12 SMK Negeri 1 Kandangan Kediri sekaligus pendiri DETAK (Departemen Teater Anak Kandangan). Kegiatan ini memang difokuskan untuk mengangkat kembali kearifan lokal Jawa Timur agar penulis puisi tidak selalu memfokuskan tema puisi hanya sebagai objek biasa, akan tetapi bagaimana seorang penulis puisi dapat menjadikan objek lebih berwarna dalam menggambarkan kearifan lokal.

“Kegiatan ini sangat membantu dalam menambah kreatifitas, wawasan dan referensi saya sebagai penikmat literatur”, imbuh Putri salah satu siswi dari Madrasah Aliyah Assulaimaniyah Jombang sekaligus sebagai penulis puisi yang pernah menjuarai ajang penulisan puisi via online media sosial. Ajang ini tidak hanya berjalan dalam sekali dalam setahun saja, akan tetapi lebih intens lagi agar pelajar-pelajar Jawa Timur lebih mengasah kepenulisannya dalam menghadapi persaingan di luar sana yang lebih menantang, tegas Putri penuh rasa optimis.

Setelah tugas kepenulisan puisi telah selesai, peserta keluar dengan membawa tas, snack, buku catatan dan pulpen. “Dapat ilmu, dapat hadiah lagi,” seru rombongan siswa sekolah SMK Unu Jombang. (Oshin)