Menurut cerita rakyat, dahulu pernah terjadi pertempuran antara banteng dan gajah. Jika banteng mengalami kekalahan maka desa setempat akan menjadi lautan. Cerita itu masih dipercaya hingga sekarang, karena itulah Situs Selobanteng dikeramatkan oleh penduduk setempat. Meskipun tidak dapat dijumpai batu gajah di lokasi situs, namun penduduk percaya bahwa batu gajah bisa dilacak keberadaannya.
Sesuai dengan nama Selo (batu) Banteng, bentuk benda budaya ini menyerupai banteng atau nandi yang sedang duduk. Terbuat dari batu pasir (sand stone). Pada bagian badan nandi dibuat berlubang yang diperkirakan berfungsi sebagai wadah.
Lokasi situs ini dapat dicapai dari jalan raya Surabaya-Bayuwangi kearah selatan sejauh ± dua kilometer, tepatnya di Dusun Krajan, Desa Selo Banteng, Kecamatan Banyuglugur, Kabupaten Situbondo. Areal lokasi situs ini berada di lereng bukit pada ketinggian 400 meter di atas permukaan laut, di tengah persawahan dengan sistem terasiring. (Lap. Inventarisasi 2011)