Ada Tradisi Dalam Teknologi

0
916

Malang-Dalam Talkshow yang digelar di hari terakhir Pekan Budaya Indonesia 2016 dengan pembahasan seputar Budaya Bahari menghadirkan pakar maritim, Horst Liebner dan Mukhlis PaEni, Senin (5/9/2016).

Horst Liebner mengatakan bahwa penulisan yang benar untuk kapal buatan Nusantara adalah Pinisi, bukan Phinisi, Pinisq, dsb. Ahli maritim ini menjelaskan tentang sejarah Kapal Pinisi.  Beliau mengatakan tidak ada bukti sejarah yang menunjukkan adanya Kapal Pinisi di Indonesia maupun di dunia. Sampai pada abad 19 pada catatan administrasi Belanda tentang jenis-jenis kapal tradisional dan temuan perahu “Penis” yang dibuat di Jembrana, Bali. Selanjutnya dipaparkan pengetahuan tradisional mengenai pembangunan Kapal Pinisi yang sangat kompleks.

Sementara Mukhlis PaEni memaparkan tentang ‘Ritual Agreement’, satu dimensi budaya yang ada dalam pembuatan Kapal Pinisi. Dilanjutkan dengan penjelasan mengenai budaya maritim yang terdiri dari dua yaitu tradisi besar maritim dan tradisi kecil maritim. Tradisi besar maritim hancur pada tahun 1667, menenggelamkan  hukum laut, arsitektur kelautan, undang-undang kelautan, sastra kelautan. Saat ini hanya tinggal tradisi kecil maritim yang kita kembangkan. Menjadikan pendidikan sebagai alat transformasi kelautan menjadi ilmu pengetahuan. Mengutip pandangan orang Bajo, lau adalah obat, rumah, jalan, makanan, kawan, saudara, singgasana atau mahligai alam semesta.