Benda yang berasal dari Desa Banjarsari, Kecamatan Ngronggot berada di Museum Anjuk Ladang kota Nganjuk, tepatnya sebelah Timur Terminal bus Nganjuk.
Arca tinggal separo bagian, hanya tinggal bagian kepala sampai bagian dada. Kondisi sangat aus, permukaan batu kasar dengan warna batu abu-abu. Fragmen arca hanya terlihat bagian depan dua buah tangan sampai siku, memakai klat bahu. Tangan kanan belakang membawa tasbih, tangan kiri belakang membawa kebutan. Belalai patah dengan wajah sudah sangat aus demikian juga bagian kepala. Bahkan bagian kepala terlepas permukaan/kulit batunya. Bagian belakang arca terdapat stella yang menyatu dengan arca. Arca banyak ditumbuhi jamur dan lumut.
Dalam mitologi Hindu Ganesha adalah anak dari dewa Siwa dan dewi Parwati, memiliki berbagai nama seperti Ganapati, Lambodara, Surpakarna, dan Ekadanta. Dalam kakawin Smaradahana diceritakan bahwa dewa Siwa sedang melakukan tapa dan digoda oleh dewa Kama dengan senjata pancasiwaya. Godaan ini dimaksudkan agar dewa Siwa berkenan pulang ke surga karena surga diserang raksasa Nilarudraksa.
Dewa Siwa akhirnya tergoda, ia rindu dengan istrinya dewi Uma yang sedang hamil. Saat yang bersamaan dewa Indra datang menengok dewa Siwa, dewa Indra mengendarai gajah Airawata. Dewi Uma terkejut melihat kehadiran gajah Airawata, dan bersabdalah dewa Siwa bahwa nanti bayi ini akan berkepala gajah dan nantinya yang akan mengalahkan raksasa Nilarudraksa.
Sedangkan dalam Kakawin Mahabarata diceritakan bahwa Ganesha semula diciptakan sebagai manusia biasa oleh dewi Parwati. Kepalanya terpenggal ketika melawan dewa Siwa. Setelah tahu Ganesha adalah penjaga dewi Parwati, dewa Siwa memberi kepala baru dengan syarat tidak boleh disentuh oleh dewa Sani, tetapi akhirnya tersentuh maka kepala dewa Sani dipenggal untuk mengganti kepala Ganesha.
Arca Ghanesa berfungsi sebagai penolak bahaya, dan sebagai dewa ilmu pengetahuan. Sebagai penolak bahaya diceritakan dalam kitab Smaradhahana bahwa Ganesha berhasil mengalahkan Parasurama/Nilarudraksa yang hanya bisa dikalahkan oleh sejenis mahluk yang bukan manusia dan juga bukan binatang.
Sebagai dewa kebijaksanaan dan ilmu pengetahuan, ia dilambangkan dengan laksananya yang berupa mangkuk. Ujung belalainya menghisap air kebijaksanaan dan ilmu pengetahuan, hal ini melambangkan bahwa ia tidak jemu-jemunya berusaha mendapatkan ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan.
Arca Ganesha biasanya diletakan pada sebuah candi Siwa pada relung atau bilik barat, bersama-sama dengan keluarga Siwa lainnya seperti Durga, Agastya, Mahakala dan Nandiswara. (Lap.Inv.ODCB Kab.Nganjuk, 2018)