Kompleks Makam Aermata

0
1240

Setelah menaiki 46 tangga yang tidak seberapa curam dari pintu gerbang yang termasuk bangunan baru di depan, ada tiga halaman yang ditandai oleh gapura berdiri menyapa bergantian saat memasuki area kompleks makam.

Di halaman pertama terdapat pendopo yang masih asli, dan bangunan yang dulu dipakai tempat menyimpan barang-barang kuno dari jaman Tjokroadiningrat, namun sekarang sudah dipugar untuk Kantor Data dan Informasi.

Halaman kedua terdapat cungkup V dan pendopo yang masih asli. Di sisi barat terdapat gapura berbentuk paduraksa sebagai pintu samping Masjid Aermata.

Halaman ketiga terdapat cungkup III dan cungkup IV. Di cungkup III terdapat 25 makam dengan prabha yang penuh ukiran berbentuk sulur dan bunga. Inskripsi ditemukan pada tiga makam diantaranya. Salah satu makam tersebut adalah Makam Panembahan Tjakraningrat V. Isi inskripsi tersebut secara garis besar dalam nama orang yang dimakamkan, angka tahun, dan kalimat thoyibah.

Halaman ketiga merupakan halaman yang paling penting karena terdapat makam tertua di cungkup I yaitu Makam Kanjeng Ratu Ibu Sarifah Ambami, permaisuri Pangeran Tjakraningrat I. Selain itu terdapat juga beberapa makam lain yang tidak berprasasti. Cungkup II terdapat 46 makam. Inskripsi ditemukan pada 8 buah makam. 2 dari 8 makam tersebut merupakan makam Panembahan Tjakraningrat II dan Jamila, sedang yang lain tidak terbaca dengan jelas. Secara umum inskripsi tersebut berisi beberapa orang yang dimakamkan, nama Allah SWT, kalimat thoyibah, kata penunjukan, dab beberapa tulisan yang tidak terbaca jelas. Jirat, nisan dan prabha dalam kedua bangunan ini bergambar bunga, kalamakara yang distilir. Semua jirat dan prabha yang terdapat pada cungkup I, II, III, terbuat dari bahan batu putih.

Tinggalan purbakala yang bisa diidentifikasi disini adalah Makam Kanjeng Ratu Ibu Syarifah Ambami, Makam Kanjeng Panembahan Tjakraningrat II (tahun 1570-1630), Makam Kanjeng Pangeran Tjakraningrat IV (tahun 1640-1669), Makam Kanjeng Soeltan Tjakraadiningrat I (tahun 1705-1742), Makam Kanjeng Panembahan Tjakradiningrat V (tahun 1669-1695), Makam Kanjeng Panembahan Tjakraadiningrat VI (tahun 1695-1705).

Makam Aermata ini sudah berubah fungsi dari tempat mengubur jenazah manusia menjadi tempat wisata religi yang tak bisa dilewatkan. Halaman parkir yang luas siap menampung berapa saja kendaraan besar yang memuat pengunjung yang ingin berziarah ataupun hanya sekedar memuaskan rasa ingin tahu akan jejak raja-raja Bangkalan yang terekam dari 1648 hingga 1707 Masehi. (Lap. Verifikasi Cagar Budaya Kab. Bangkalan, 2013)