Sejarah SDN Sidomulyo Sidayu

0
2318

Bangunan ini seringkali dianggap sebagai salah satu gedung bekas sekolah tertua yang tetap bertahan hingga kini. Bahkan ada yang menganggapnya sebagai satu-satunya dari jamannya yang tersisa di seluruh Gresik. Sebagian masyarakat Sidayu, terutama warga seniornya, mengenang tempat itu sebagai gedung Sekolah Rakyat (SR).

Berdasarkan keterangan dari Khafidz, seorang guru SDN Sidomulyo, ada sebuah akta yang menerangkan bahwa gedung sekolah itu dibangun pada tahun 1871. Bangunan ini tetap digunakan sebagai ruang kelas  SDN Sidomulyo sampai tahun ajaran 2006/2007 dan sempat pula digunakan oleh santri-santri pondok pesantren di Sidayu. Kota ini memang dikenal sebagai kota santri dan banyak tersebar pondok pesantren untuk anak kecil atau yang disebut masyarakat sekitar sebagai pondokan cilik.

Jika benar keterangan tahun 1871 dalam akta sebagai tahun pendirian gedung sekolah itu maka bisa jadi fungsi awal bangunan itu bukan sebagai sekolah. Pendidikan dasar merupakan buah dari kebijakan colonial yang baru dibuka untuk pribumi sejak tahun 1892/1893. Sekolah-sekolah dasar ini dibagi dalam dua kelas. Sekolah Kelas Satu ditujukan untuk golongan elit atau anak-anak para bangsawan. Sedangkan Kelas Dua, 2de Inlandsch School, untuk rakyat jelata.

Pada tahun 1907 terjadi perubahan kurikulum pada sekolah Kelas Satu. Sekolah itu merapkan masa pendidikan lima tahun yang mengajarkan Bahasa Belanda dan di tahun ke enam menggunakan Bahasa Belanda sebagai bahasa pengantarnya. Perubahan pada sekolah Kelas Satu tersebut tidak diikuti oleh sekolah Kelas Dua. Pendukung-pendukung gagasan politik etis sama seklai tidak berminat untuk memajukan pendidikan bagi seluruh rakyat. Alasannya karena biaya yang besar. Karena itu Gubernur Jenderal an Heutsz menyiasatinya dengan mendirikan sekolah-sekolah desa (dessascholen atau yang juga disebut volksscholen : sekolah rakyat). Sekolah-sekolah itu dibuka dengan biaya yang sebagian besar dari rakyat sendiri dan pemerintah hanya membantu seperlunya saja. Mata pelajaran yang diberikan di sekolah itu hanya ketrampilan dasar saja seperti membaca, berhitung dan ketrampilan praktis. Masa pendidikannya tiga tahun dengan bahasa pengantar bahasa daerahnya masing-masing. Model pendidikan inilah yang menjadi cikal bakal dari Sekolah Rakyat. Berdasarkan UU No. 4 Tahun 1950 nama sekolah ini disebut sekolah rendah atau Sekolah Rakyat.

Lap. Kegiatan Inventarisasi Tinggalan Purbakala di Kab. Gresik