Cerita Fabel di Candi Surowono

0
4403

“Alkisah, di sebuah danau yang indah, ada seekor burung baka (bangau) yang ingin memakan ikan sedanau. Lalu ia berpura-pura tabiatnya sudah berubah tidak ingin membunuh ikan lagi dan menjadi seorang suci. Kemudian ia menjadi teman ikan setelaga dan mendapat kepercayaan mereka. Setelah sekian lama, ia menangisi semua ikan di danau itu karena mendengar kabar bahwa para nelayan akan datang dalam waktu dekat untuk menangkap mereka. Semua ikan menjadi sedih lalu bertanya kepada burung baka apakah ia tidak bisa menolong mereka. Ia setuju menerbangkan mereka, mengungsikan mereka ke danau yang lain. Maka ini dilaksanakannya sampai habislah ikan setelaga, tinggal seekor kepiting dan tiga ekor ikan. Si kepiting minta diungsikan pula bersama tiga ekor ikan itu. Si burung baka semula menolak karena takut pada kepiting, tapi kemudian bersedia dan membawa mereka pergi. Si kepiting memeluk leher si burung baka dan merasa curiga mengapa sekarang burung baka gemuk, lalu di atas sebuah batu datar di gunung ia melihat tulang-tulang ikan bertumpuk-tumpuk berserakan. Kepiting marah dan menyupit leher si burung baka dan mati seketika.”

Kisah diatas adalah kisah burung baka, ikan dan kepiting yang merupakan fabel dari Kidung Tantri yang diadopsi dari kumpulan teks Pancatantra, karya sastra kuna berasal dari Kashmir-India. Di Jawa, cerita Tantri sudah dikenal pada paruh kedua abad ke-14 Masehi dengan disebutkannya dalam kakawin Desawarnana/Negarakertagama karya Mpu Prapanca.

candi surowono

Candi Surowono yang terletak di Kabupaten Kediri ini memiliki beberapa relief binatang yang indah yang dipahat pada sisi selatan di bagian kaki candi, termasuk relief buaya dan kerbau serta relief ular dan katak.

relief tantri

Cerita fabel yang berisi dongeng-dongeng dimana hewan ditempatkan sebagai posisi utama, memuat pesan moral  sebagai pembelajaran kepada masyarakat khususnya anak-anak karena dapat menumbuhkan dan mengembangkan imajinasi serta menstimulasi kecerdasan otak. Sudah selayaknya mengenalkan cerita fabel kepada generasi penerus, untuk mendidik, mengenalkan dan melestarikan budaya bangsa.