Kegiatan konservasi koleksi benda cagar budaya di Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Mojokerto wilayah kerja Provinsi Jawa Timur tidak hanya dilakukan oleh kelompok konservasi kantor BPCB Mojokerto, hanya saja disini yang membedakan adalah kelompok koservasi yang berada di Museum Majapahit adalah team yang bertanggung jawab untuk merawat serta memelihara koleksi yang hanya berada di Museum Majapahit. Seperti halnya pada kelompok konservasi kantor BPCB Mojokerto, proses dalam pelaksanaan kegiatan konservasi yang dilaksanakan di Museum Majapahit tidak berbeda jauh. Sistem dan proses yang dipergunakan dalam mengkonservasi suatu benda cagar budaya disini lebih banyak menggunakan bahan-bahan alami untuk tetap menjaga kondisi cagar budaya tersebut. Adapun jika harus diperlukan memakai mekanisme kimia, hanya boleh dilakukan pada koleksi yang ditumbuhi jamur yang sangat sulit dibersihkan baik memakai mekanis basah maupun mekanis kering, karena pada proses konservasi di wilayah kantor BPCB Mojokerto lebih memilih untuk menggunakan cara tradisional dengan bahan-bahan yang aman yang tidak merusak Benda Cagar Budaya.
Kegiatan konservasi benda cagar budaya di Museum Majapahit dilakukan secara rutin sesuai kondisi iklim yang terjadi di wilayah Museum Majapahit. Usaha untuk menjaga kondisi koleksi Museum Majapahit agar tetap terpelihara kebersihan dan keawetannya, tim konservasi Museum Majapahit melakukan kegiatan konservasi pembersihan dengan memakai mekanis basah dan kering secara continue, dimana mekanis basah dilakukan dengan cara penyemprotan pada koleksi dengan memakai power sprayer, sedangkan mekanis kering dalam membersihkannya memakai kuas dan sapu lidi serta sikat ijuk.
Seperti halnya saat ini iklim di Indonesia masih dalam cuaca yang curah hujannya sangat tinggi, kadangkala hujan disertai dengan angin sehingga memicu terjadinya kelembaban udara yang mengakibatkan jamur dan lumut tumbuh subur pada semua koleksi yang berada di halaman Museum Majapahit terutama koleksi yang berada di bawah pohon. Koleksi yang berbentuk cekung atau yang mempunyai lubang tengah yang terletak pada halaman Museum Majapahit pun akan mudah digenangi air, ini akan mengakibatkan terjadinya kapilarisasi dimana air masuk ke dalam pori-pori koleksi, apabila tidak dilakukan pengurasan secepatnya, maka akan terjadi pengeroposan/kerusakan pada koleksi tersebut. Oleh karena itu team konservasi Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Mojokerto wilayah kerja Provinsi Jawa Timur disini selalu mengupayakan yang terbaik demi keterawatan Benda Cagar Budaya baik yang berada di Museum Majapahit maupun yang berada di wilayah Provinsi Jawa Timur.(un)
Sumber: Poespita Agustina, Subpokja Edukasi dan Konservasi Museum Majapahit, BPCB Mojokerto 2015