Petirtaan Jolotundo terletak di Dusun Biting, Desa Seloliman, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto, Provinsi Jawa Timur. Petirtaan Jolotundo berbatasan dengan Hutan Negara KPH Pasuruan pada sebelah utara, timur, selatan dan barat candi dengan memiliki luas bangunan 18 x 12,5 m (225m2) dengan luas lahan 3.019,75 m2.
Dilihat pada latar sejarahnya Petirtaan Jolotundo terdapat sejumlah relief dan angka tahun 899 C (977 M) dan nama Udayana. Atas dasar data ini ada pendapat bahwa nama tadi adalah nama raja Udayana dari Bali yang beristrikan Gunapriyadharmapatni, ibunda Airlangga. Terdapat pahatan lain yang berbunyi Mragayawati. Bosch berpendapat bahwa nama tersebut harus dihibungkan dengan beberapa relief cerita yang terdapat di Petirtaan Jolotundo, yaitu kisah raja Sahasranika dan Mregawatri. Dalam cerita itu Ratu Mregawati dibawa terbang oleh seekor burung garuda dan ditaruh di Gunung Matahari Terbit (Udaya). Putranya yang lahir di atas gunung itu diberi nama Udayana, dia tidak lain adalah pendawa terakhir.
Petirtaan Jolotundo merupakan sebuah pemandian suci. Dapat dilihat adanya sebuah kolam air berbentuk persegi yang airnya terjun dari batu karang di atasnya. Di dasar kolam ditemukan sebuah peti berceruk Sembilan (peripih nawasanga). Di atas batu karang paling tinggi pernah ditemukan pahatan berbentuk gunung Penanggungan, yaitu sebuah puncak dikelilingi empat puncak lain. (un)
Sumber: Registrasi dan Penetapan, Sub. Kelompok Penetapan 2008, BPCB Mojokerto.