Makam Agung Blega berada di Dusun Karang Kemasan, Desa Blega, Kecamatan Blega, Kabupaten Bangkalan. Pada nisan di makam Agung Blega ini terdapat hiasan motif-motif stiliran surya majapahit, dan stiliran roset pada bagian rananya. Dengan adanya hiasan motif hias seperti ini terlihat pengaruh kesenian Hindu Buddha masih sangat kental walaupun telah disesuaikan dengan kebudayaan Islam. Makam ini tidak meninggalkan inskripsi baik mengenai keterangan siapa yang dimakamkan di tempat itu maupun angka tahun. Masyarakat mengenal makam ini sebagai makam dari Pangeran Blega anak dari Panembahan Lemah Duwur dan adik dari Pangeran Tengah. Dalam sejarah Madura kedua anak Panembahan Lemah Duwur ini saling bermusuhan sehingga timbul peperangan diantara keduanya. Tentara Arosbaya beberapa kali menyerang Blega, tetapi dapat terkalahkan, karena peran Patih Blega Gusti macan. Akhirnya Pangeran Tengah mengumumkan bahwa perang dihentikan, Pangeran Blega menyambut baik penyataan kakaknya itu. Pada saat kunjungan Pangeran Blega ke makam ayahnya di Arorbaya, patihnya Gusti Macan tidak menyertainya, kesempatan ini dimanfaatkan oleh Pangeran Tengah untuk menyusun siasat. Pangeran Tengah menghadiahkan sebuah jubah untuk Gusti Macan yang dititipkan kepada adiknya. Tidak disangka jubah pemberian Pangeran Tengah ini membuat malapetaka besar sehingga Gusti Macan meninggal. Kepergian Gusti Macan membuat Pangeran Blega menjadi lemah dan kemudian tunduk kepada kekuasaan Pangeran Tengah Arosbaya. |
Kompleks Makam Pangeran Blega berdenah empat persegi panjang dengan orientasi utara-selatan, terbagi atas tiga halaman dan dikelilingi tembok bata dan batu putih. Penyusunan tembok bata dan batu putih pada jirat, nisan, gapura dan kelir dilakukan tanpa menggunakan perekat. gapura bentar dalam kompleks ini dihiasi dengan ukiran berupa medalion dan belah ketupat yang dipenuhi motif tumbuh-tumbuhan di dalamnya. Sedangkan pada bagian kelir dibagian utara gapura terdapat hiasan kerawang berbentuk roset/palang Yunani pada panil-panilnya. Di bagian tengah roset itu terdapat medalion yang sekelilingnya diberi ukiran bermotif tumbuh-tumbuhan. Bagian samping kelir dihiasi motif geometris seperti belah ketupat dan medalion yang dipenuhi dengan motif sulur-suluran. Pada halaman ketiga kompleks makam itu terdapat semacam batur dengan makam Pangeran Blega dan permaisurinya di atasnya. Seperti halnya dengan makam-makam lain dalam kompleks ini, makam Pangeran Blega serta permaisurinya memiliki nisan berbentuk kurawal yang dibuat dari batu putih.Selain nisan-nisan dari batu putih , diluar kompleks makam itu terdapat dua buah makam tanpa jirat yang nisannya dibuat dari batu karang. Bentuk dasar nisan itu adalah kurawal tetapi dengan variasi berupa bulatan dibagian tengah dan setengah bulatan di atasnya. Bagian tepi nisan dihiasi dengan bulatan bulatan kecil. Makam makam yang terdapat di kompleks ini tidak diberi cungkup. Makam Agung Blega terdiri dari beberapa halaman yang ditandai dengan adanya Gapura sebagai pembatas halaman. Memasuki Makam Agung Blega dimulai dari gapura yang menghadap arah selatan Halaman ke satu ditandai dengan sebuah gapura dan pagar yang dalam keadaan sudah roboh dan hancur sedangkan sisa strukturnya sudah tidak kelihatan karena tertimbun tanah |
Halaman kedua ditandai dengan sebuah gapura bentar dengan hiasan antefik, sulur-suluran dan roset. Gapura ini memiliki ukuran : t = 153 cm tb = 70 cm l = 174 cm, jarak antar gapura : 80 cm dan sisa pagar yang ada ± 5 m. Setelah gapura masuk terdapat sebuah rana dengan hiasan sulur-suluran, roset dan antefik. Rana berukuran : p = 250 cm, t = 167 cm tb = 40 cm. Halaman tiga ditandai dengan sebuah gapura bentar dengan ukuran : t = 120 cm, l = 127 cm tb = 60 cm . Pada halaman tiga ini merupakan makam tokoh utama yaitu Makam Pangeran Blega/Raden Koro Kegiatan Pelestarian yang pernah dilaksanakan Balai Pelestarian Cagar Budaya di makam ini yaitu Kegiatan Verifikasi Kabupaten Bangkalan pada Tahun 2013.Pada Tahun 2007 dilaksanakan Penggambaran dan Pemetaan Kompleks Makam Blega oleh Unit Pemugaran. ( Deasy Ardhini ) |