Balai Pelestarian Cagar Budaya Daerah Istimewa Yogyakarta (BPCB DIY) terus bersinergi bersama Dinas Kebudayaan (Disbud) Daerah Istimewa Yogyakarta dan pemangku kepentingan lainnya untuk mengusulkan Sumbu Filosofis Yogyakarta menjadi Warisan Dunia. Hal tersebut disampaikan Kepala BPCB DIY, Ari Setyastuti (tengah) dan Wakil Kepala Disbud DIY, Singgih Raharjo (ketiga dari kanan) dalam program acara “Jagongan” yang disiarkan Jogja TV pada Rabu, 24 Oktober 2018.

     Dalam kegiatan publikasi Cagar Budaya bertema “Sumbu Filosofis Yogyakarta Menuju Warisan Dunia” itu, kedua narasumber menegaskan, bahwa saat ini sedang berupaya melengkapi semua persyaratan, baik teknis maupun administratif, agar sumbu imajiner yang membentang dari Tugu Pal Putih – Keraton Yogyakarta – Panggung Krapyak tersebut dapat diajukan sebagai Warisan Dunia.

    Syarat yang harus dipenuhi untuk mengusulkan Sumbu Filosofis Yogyakarta menjadi Warisan Dunia tidak hanya mencakup kelestarian bangunan Cagar Budaya di sepanjang sumbu tersebut. Kelestarian nilai-nilai yang terkandung dalam Sumbu Filosofis Yogyakarta juga menjadi syarat mutlak yang harus dipenuhi. “Upaya pengajuan Sumbu Filosofis Yogyakarta menjadi Warisan Dunia tidak cukup dilakukan dengan mempertahankan keaslian bangunan-bangunan Cagar Budaya yang berada di sepanjang sumbu. Namun, juga harus memastikan bahwa nilai-nilai yang terkandung di dalam Sumbu Filosofis Yogyakarta masih dipegang teguh oleh masyarakat Yogyakarta dalam kehidupan sehari-hari,” tutur Ari.

      Sumbu Filosofis Yogyakarta menghubungkan tiga titik yang meliputi Panggung Krapyak-Keraton Yogyakarta-Tugu dan memiliki makna filosofis Sangkan Paraning Dumadi. Pertemuan antara benih yang dilambangkan Panggung Krapyak (yoni) dengan Tugu Pal Putih (lingga) menggambarkan proses perjalanan manusia (sangkan dumadi), mulai dari lahir hingga tumbuh dan berkembang menjadi remaja dan dewasa, kemudian berumah tangga dan memiliki anak. Sedangkan dari Tugu Pal Putih menuju Keraton Yogyakarta menyiratkan jalan kesempurnaan manusia kembali menuju kepada Sang Penciptanya (paraning dumadi).

     “Sumbu Filosofis Yogyakarta layak diajukan untuk menjadi Warisan Dunia, karena mengandung nilai-nilai kearifan yang menjadi pedoman hidup masyarakat di sekitarnya. Sumbu Filosofis Yogyakarta telah menjadi sumber nilai bagi masyarakat Yogyakarta. Belum ada kota-kota di Indonesia, bahkan di dunia, yang ditata sedemikian rupa dan mengandung makna yang luar biasa,” jelas Singgih. (fry)