Balai Pelestarian Cagar Budaya Daerah Istimewa Yogyakarta berkomitmen untuk terus menumbuhkan generasi muda yang peduli terhadap warisan budaya bangsa, khususnya cagar budaya. Untuk merealisasikannya, berbagai  program internalisasi cagar budaya telah dilakukan. Salah satunya yakni dengan penyuluhan cagar budaya bagi masyarakat, termasuk pelajar.

Pada  9 April 2017, Balai Pelestarian Cagar Budaya Daerah Istimewa Yogyakarta bekerja sama dengan Komunitas Malam Museum menggelar sosialisasi cagar budaya bagi mahasiswa dan pelajar bertajuk “Aksi Pemuda Untuk Pelestarian Cagar Budaya” di Museum Pendidikan Indonesia – Universitas Negeri Yogyakarta dan Candi Sambisari.

Narasumber BPCB DIY, Ign. Eka Hadiyanta memaparkan materi tentang Aspek Pemanfaatan dan Pembelajaran Cagar Budaya”

Sosialisasi cagar budaya dilaksanakan dalam dua sesi. Sesi pertama diisi dengan pemaparan materi tentang pelestarian cagar budaya oleh dua orang narasumber dari Balai Pelestarian Cagar Budaya Daerah Istimewa Yogyakarta. Pembicara pertama, Kepala Seksi Pelindungan, Pengembangan, dan Pemanfaatan Balai Pelestarian Cagar Budaya DIY, Wahyu Astuti, membahas tentang “Perawatan Cagar Budaya”. Kemudian materi kedua “Aspek Pemanfaatan dan Pembelajaran Cagar Budaya” dikupas oleh Kepala Unit Kerja Dokumentasi dan Publikasi, Balai Pelestarian Cagar Budaya DIY, Ign. Eka Hadiyanta.

Peserta sosialisasi melakukan praktik konservasi batu di Candi Sambisari

Seusai pemaparan materi selesai, kemudian para peserta sosialisasi melakukan praktik konservasi batu di Candi Sambisari yang berada di Dusun Sambisari, Desa Purwomartani, Kecamatan Kalasan, Sleman, DIY. Dalam melakukan praktik konservasi, para peserta didampingi oleh R. Wikanto Harimurti, Kepala Sub Unit Kerja Konservasi, Balai Pelestarian Cagar Budaya DIY.

Pembuatan poster bertema “Pelestarian Cagar Budaya” oleh para peserta sosialisasi.

Sosialisasi ditutup dengan kegiatan pembuatan poster bertema “pelestarian  cagar budaya” oleh para peserta. Dari kreatifitas peserta, muncul poster-poster berisi ajakan kepada pemuda untuk berpartisipasi melestarikan cagar budaya. Semua poster-poster itu pada intinya sama, dan dapat disarikan menjadi satu kalimat yang wajib diingat generasi muda, yakni “Yang Muda, yang Peduli Cagar Budaya”. (Ferry A.)