Penampungan Gendol. (Dok. BPCB DIY)

Daerah Istimewa Yogyakarta mengandung warisan budaya yang melimpah. Di sejumlah tempat di DIY, banyak ditemukan benda cagar budaya berupa reruntuhan struktur dan bangunan kuno. Reruntuhan tersebut sebagian besar berupa batu-batu komponen candi yang ditemukan dalam kondisi terpendam tanah.

Penyelamatan batu-batu candi yang terpendam tanah dilakukan melalui kegiatan penggalian arkeologi. Setelah batu-batu candi berhasil diangkat dari dalam tanah, kemudian dikumpulkan dan dirawat di sebuah tempat khusus, yaitu penampungan benda cagar budaya.

Salah satu penampungan benda cagar budaya yang dikelola oleh Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah X (dahulu Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta) adalah Penampungan Gendol.

Penampungan Gendol merupakan tempat pengumpulan benda cagar budaya yang terletak di Situs Candi Morangan, Dusun Morangan, Desa Sindumartani, Kapanewon Ngemplak, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Sebagian besar cagar budaya yang berada di Penampungan Gendol adalah batu-batu yang diperkirakan komponen candi.

Batu-batu tersebut diperoleh dari kegiatan pengamanan benda cagar budaya yang dilakukan oleh Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Yogyakarta pada 20 s.d. 31 Juli 2006 di tepi sisi timur Sungai Gendol. Kegiatan pengamanan tersebut dilakukan sebagai respons atas keterangan dari petugas kemananan dan juru pelihara dari BP3 Yogyakarta, yang bertugas di Candi Morangan, yang mengatakan bahwa di tepi sisi timur Sungai Gendol  masih banyak batu-batu candi.

Kegiatan pengamanan batu-batu candi perlu segera dilakukan karena pada saat itu Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman sedang mengerjakan proyek pembuatan talud Sungai Gendol. Tujuan kegiatan pengamanan yaitu agar batu-batu candi tidak rusak akibat terdampak pekerjaan pembangunan talud Sungai Gendol.

Batu-batu candi diperoleh dari hasil penggalian di tepi Sungai Gendol menggunakan backhoe. BP3 Yogyakarta selalu mengawasi jalannya penggalian tersebut. Tujuannya agar batu-batu candi yang ditemukan tidak rusak. Batu-batu yang berhasil dikumpulkan kemudian dipindahkan ke sebuah lahan yang ada di Situs Candi Morangan. Tempat inilah yang kini disebut Penampungan Gendol.

Di Penampungan Gendol terdapat berbagai macam batu komponen candi. Ada bagian kaki candi, tubuh candi, dan atap candi.  Batu-batu bagian dari kaki candi di antaranya yaitu batu-batu outer stones tidak bertakik, yang merupakan batur candi. Kemudian beberapa batu komponen tubuh candi meliputi:batu pelipit, batu pilar pintu dan batu kala. Sedangkan batu komponen atap candi antara lain yakni antefiks sudut. Antefiks adalah unsur bangunan yang berfungsi sebagai hiasan bagian luar candi. Salah satu antefiks sudut ada yang dihiasi dengan relief kepala orang berjenggot. Hiasan ini termasuk langka dan jarang ditemukan di Indonesia.

Antefiks sudut dengan hiasan kepala orang berjenggot. (Dok. BPCB DIY)

Batu-batu yang diamankan di Penampungan Gendol diperkirakan bagian dari candi berlatar belakang agama Hindu. Hal ini diperkuat dengan ditemukannya Yoni. Yoni adalah landasan lingga yang menyimbolkan kemaluan perempuan. Pada permukaan yoni terdapat sebuah lubang berbentuk segi empat di bagian tengahnya untuk meletakkan lingga. Sedangkan lingga adalah lambang dewa Siwa dalam agama Hindu yang melambangkan kemaluan laki-laki (phallus).

Posisi candi diperkirakan berada di tepi Sungai Gendol, menghadap ke timur. Candi ini diduga juga memiliki pagar keliling yang terbuat dari batu andesit. Simpulan itu didasari atas ditemukannya batu penutup pagar.

Yoni. (Dok. BPCB DIY)
Batu penutup pagar. (Dok. BPCB DIY)

Selain menyimpan benda cagar budaya yang ditemukan di sekitar Sungai Gendol, Penampungan Gendol juga menjadi tempat pengumpulan benda cagar budaya yang berasal dari Dusun Pajangan dan Dusun Plumbon, yakni berupa yoni (2 buah), arca nandi, dan batu candi.