Candi Kadisoka berada di Dusun Kadisoka, Desa Purwomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Candi Kadisoka ditemukan pada tanggal 7 Desember 2000 oleh seorang penambang pasir. Penemuan ini dilaporkan ke BPCB (Balai Pelestarian Cagar Budaya) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (dahulu Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Yogyakarta).

     Setelah mendapat laporan, kemudian BPCB DIY meninjau lokasi penemuan. Selanjutnya pada tahun 2001, BPCB DIY melakukan kegiatan penggalian (ekskavasi) dan penyelamatan. Kegiatan ini berhasil menampakkan seluruh bagian candi sisi timur. Struktur bangunan yang ditemukan di Kadisoka adalah bagian kaki candi setinggi 1,25 meter, yang terdiri dari lima lapis batu. Struktur ini terbuat dari batu andesit.

     Candi Kadisoka tersusun atas tiga bagian. Bagian pertama yaitu bagian pembingkai dinding batur, yang terdiri atas tiga lapisan. Bagian kedua adalah pembingkai sisi genta (padma). Bagian ketiga adalah setengah bulatan (half round) yang terletak di atas bangunan batur.

     Candi Kadisoka berdenah segi empat berukuran 6,9 m x 6,49 m. Bangunan menghadap ke arah barat. Dilihat dari profil bangunannya (perbingkaian sisi genta dan setengah lingkaran), bangunan ini berciri bangunan candi di Jawa Tengah. Bangunan candi di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta pada umumnya dibangun sekitar abad 7 – 10 Masehi.

Struktur Bangunan pada Candi Kadisoka (Foto: Dok. BPCB DIY 2011)
Temuan Struktur Bangunan Candi Kadisoka pada bulan Februari 2001 (Foto: Dok. BPCB DIY 2001)

     Berdasarkan data stratigrafi yang ada di lingkungan sekitar candi menunjukkan bahwa Candi Kadisoka terpendam oleh endapan vulkanik. Endapan tersebut adalah endapan sekunder yang merupakan luapan/banjir lahar dari Sungai Kuning, yang berada di sebelah timur candi. Proses pengendapan yang terjadi  akibat dari banjir lahar dingin yang terjadi melalui dua tahap dengan selang waktu cukup lama. Pengendapan tahap pertama kemungkinan juga menggenangi Candi Sambisari. Pada saat banjir lahar dingin tahap pertama, Candi Kadisoka masih dalam proses pembangunan. Dengan demikian, kemungkinan bahwa Candi Kadisoka dibangun setelah Candi Sambisari.

Peripih yang ditemukan di Candi Kadisoka (Foto: Dok. BPCB DIY 2019)
Lempengan emas bergambar bunga teratai yang ada di dalam peripih (Foto: Dok. BPCB DIY 2019)

     Pada tengah lantai bilik Candi Kadisoka terdapat sumuran (perigi), di dalamnya ditemukan peripih berupa lempengan emas segi empat bergambar bunga teratai dan batu-batu mulia. Dari  hasil  temuan – temuan  tersebut  dapat  diperkirakan  bahwa  Candi  Kadisoka berlatar belakang agama Hindu.