Survei Temuan Prasasti Tinggalan Adityawarman

IMG_1398

Sisi depan prasasti (recto)

Adityawarman sebagai raja Kerajaan Melayu yang memusatkan pemerintahannya di Saruaso telah banyak menyisakan beberapa tinggalan data tertulis berupa prasasti lebih kurang 13 prasasti yang tersebar di wilayah Tanah Datar, Pasaman, dan Dharmasraya. Penelitian terhadap prasasti Adityawarman baik dari sisi kajian paleografi dan kajian isi prasasti telah banyak dilakukan. Ketertarikan para peneliti terhadap Adityawarman yang memerintah sejak tahun 1347-1374 M sudah berlangsung sejak era pemerintah Kolonial Belanda hingga sekarang.

Baru-baru ini ditemukan pecahan prasasti di dalam ladang cokelat warga. Keberadaan prasasti ini terkuak ketika melihat adanya benda yang berbentuk seperti nisan makam dikarenakan sekeliling yang diduga nisa tersebut terdapat susunan batu seperti jirat makam. Namun setelah dilihat lebih dekat, ternyata nisan tersebut merupakan pecahan dari prasasti yang berdiri tegak kemudian dikelilingi oleh batu sungai.

BPCB Sumatera Barat merespon cepat terkait temuan tersebut dengan menurunkan tim survei dalam upaya pendataan sekaligus melakukan pengambaran terhadap prasasti dan lingkungan sebagai data awal untuk membuat kebijakan terkait dengan upaya penyelamatan, dan pengamanan dari data tertulis tersebut.

Prasasti berada di tengah pemukiman penduduk. Sebelah utara berbatasan dengan perkebunan penduduk, sebelah selatan berbatasan dengan rumah penduduk, sebelah barat berbatasan dengan Surau Baitul Jannah, dan sebelah timur berbatasan dengan pemukiman penduduk.

Prasasti terbuat dari batu andesit, dengan panjang 45 cm ,dan lebar 21 cm. Prasasti ditulis pada kedua sisi dengan aksara Sumatera Kuno (masa Adityawarman). Pada sisi depan terdapat kata “Rajadhiraja”. Sisi belakang prasasti (verso) aksaran yang masih jelas hanya 2 baris, 1 baris sudah aus. sedangkan pada sisi recto (sisi depan prasasti) masih jelas.

IMG_3841

Sisi belakang prasasti(verso)

Tindak lanjut yang perlu dilakukan adalah melakukan penyelamatan dalam bentuk pengangkatan pecahan prasasti ke Kantor BPCB Sumatera Barat untuk diteliti lebih dalam dan upaya preventif dari ancaman kerusakan dan pencurian dikarenakan ukuran yang kecil dan mudah dibawa.