Perairan Sumatera, baik di sepanjang Pantai Barat maupun Pantai Timur, banyak mengandung tinggalan arkeologi maritim (bawah air). Paling tidak, hal itulah yang tergambar dari hasil survei arkeologi bawah air dan beberapa kajian literatur yang sementara ini sudah dilakukan. Untuk memberikan gambaran yang lebih utuh tentang hal ini, di bawah ini disajikan tautan tulisan (Buletin Amoghapasa) yang aslinya diterbitkan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Batusangkar. Pembahasan Sumber Daya Arkeologi Maritim ini dimuat dalam Buletin Amoghapasa Edisi ke-13, Tahun 2009. Dalam edisi ini, dimuat beberapa artikel seperti:

  1. Potensi Peninggalan Arkeologi Bawah Air di Perairan Nusantara, ditulis oleh Drs. Surya Helmi ([mantan] Direktur Peninggalan Bawah Air, Depbudpar);
  2. Prospek dan Tantangan Arkeologi Maritim di Indonesia, ditulis oleh Dr. Supraktino Raharjo (Pengajar Departemen Arkeologi UI);
  3. Potensi Sumberdaya Arkeologi Laut di Perairan Timur Laut Sumatera, ditulis oleh Nia Naelul Hasanah, S.S. (Peneliti BRKP, Departemen Kelautan dan Perikanan);
  4. Pelabuhan-Pelabuhan Kota Padang Tempo Doeloe, ditulis oleh Dr. Gusti Asnan (Pengajar Jurusan Ilmu Sejarah Universitas Andalas, Padang);
  5. Kepulauan Riau: Pintu Gerbang Aktivitas Maritim di Bagian Barat Nusantara, ditulis oleh Stanov Purbowibowo, S.S. (Peneliti Balai Arkeologi Medan);
  6. Peninggalan Maritim Pantai Sumatera Barat, ditulis oleh Yusfa Hendra Bahar, S.S. dan Fauzan Amril, S.Hum (BP3/BPCB Batusangkar;) dan
  7. Bangkai Kapal dan Pesawat di Perairan Sumatera: Identifikasi Arkeologis terhadap Peninggalan Bawah Air di Kabupaten Padang Pariaman dan Kabupaten Lingga, ditulis oleh Drs. Teguh Hidayat, M.Hum (BP3/BPCB Batusangkar).

Silahkan klik tautan berikut http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbbatusangkar/wp-content/uploads/sites/28/2014/12/Amoghapasa-2009-13-sugi.pdf [ss]