Menurut data yang diperoleh, masa dari Keramat Siantan ini berada pada masa Pemerintahan Datuk Kaya Dewa Perkasa. Pada masa itu terdapat seorang Lanon atau perampok yang menjadi kaki  tangan Datuk Kaya Dewa Perkasa yang bernama Nakhoda Alang. Nakhoda Alang sebetulnya merupakan bekas panglima dari Kerajaan Johor[1].

Namun dari versi lain dijelaskan bahwa Keramat Siantan dan Nakhoda Alang adalah orang Bugis yang sudah lama menetap di Siantan. Nama asli dari Nakhoda Alang ini adalah Qari Abdul Malik, beliau mempunyai anak perempuan yang bernama Encik Fatimah dan 2 orang anak laki-laki yang bernama Abdul fatah dan Ahmad[2].

 

Keramat Siantan Atas ini berkemungkinan merupakan Makam Nahkoda Alang dan keluarga. Keramat Siantan Atas ini berada di lereng perbukitan, Keramat ini terdiri dari beberapa makam yang di satukan diatas pondasi dari bahan batu laut yang di pahat secara halus dengan ketinggian 80 cm dari permukaan tanah, lebar niasan ada 17 cm dan tinggi 50 cm, untuk tebal nisan 10 cm, jarak antara nisan 80 cm- 110 cm. Namun beberapa nisan sudah berpindah dudukannya dari awal akibat ulah manusia. 

[1] Nuraini dan Novendra, Peninggalan Bersejarah Keramat Binjai, Tanjungpinang, Dinas Pemuda,Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Natuna, Ranai, 2009.

[2] Nuraini dan Novendra, ibid. Wawancara dengan Marzuki, Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kab. Kepulauan Anambas Tanggal 19 Juni 2012.