Kabar duka menyelimuti keluarga besar BPCB Provinsi Sumatera Barat. Pak Nasrizal, Teknisi Pelestari Cagar Budaya, berpulang ke pangkuan Yang Maha Esa.

Sejak menjalani operasi di bagian saluran pencernaan pada tahun 2020, kondisi kesehatan beliau berlangsung fluktuatif. Adakalanya terlihat sangat sehat, adakalanya pula kondisi kesehatan beliau menurun hingga tidak mengenali rekan sejawat atau keluarga yang berada di sekelilingnya. Begitulah hari-hari yang almarhum jalani selama sekitar tiga tahun terakhir.

Dilahirkan di Padang Panjang, 12 September 1968, almarhum menghabiskan masa kecil di kota kelahirannya atau yang dikenal dengan sebutan Kota Serambi Makkah. Setelah menamatkan pendidikan di Sekolah Teknik Menengah (STM) Karya, Padang Panjang, beliau direkrut sebagai tenaga teknis di kantor BPCB Provinsi Sumatera Barat. Kala itu, BPCB masih dikenal dengan sebutan Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala atau SPSP.

Almarhum Nasrizal bergabung di SPSP pada bulan Maret 1991. Dengan kapasitasnya sebagai teknisi, beberapa pekerjaan pelestarian pernah almarhum lakoni seperti pemugaran Candi Padang Roco di Nagari Siguntur, Dharmasraya (1999-2004); dan pemugaran Rumah Gadang 20 Ruang di Nagari Sulit Air, Solok (2015-2017). Selain itu, almarhum juga aktif pada beberapa kegiatan pelestarian lainnya seperti ekskavasi penyelamatan Candi Pulau Sawah, Pendataan Cagar Budaya Bengkalis, dan ragam kegiatan lainnya.

Dalam kesehariannya, almarhum Nasrizal adalah pribadi yang tenang dan pendiam. Di samping kesibukannya melaksanakan tugas-tugas pelestarian cagar budaya, almarhum merupakan kepala keluarga yang pekerja keras. Setibanya di rumah, Pak Ina, begitu sapaan akrabnya, melanjutkan pekerjaan produktif lainnya seperti merawat tanaman di kebun hingga mencari pakan untuk sapi yang beliau pelihara. “Untuk membiasakan anak-anak memiliki tanggung jawab,” cerita beliau suatu ketika.

Meninggalkan seorang istri dan tiga orang anak, penyuka gulai kambing itu berpulang ke rahmatullah pada hari Minggu, 15 Mei 2022 pukul 14.12 WIB. BPCB Provinsi Sumatera Barat tentu saja sangat kehilangan almarhum sebagai sosok orang tua, senior, dan rekan kerja yang telaten.

Sembari diiringi embusan angin lembah, hampir seluruh pegawai BPCB ikut serta melepas almarhum ke tempat peristirahatan terakhir di pusara keluarga, Koto Panjang, Padang Panjang, pada hari Senin, 16 Mei 2022. Angin lembah nan tenang dan cuaca cerah yang turut mengiringi kepergian almarhum seakan menggambarkan pribadi beliau yang tenang dan mencerahkan dalam kesehariannya.

Sebagaimana keluarga besar BPCB Sumatera Barat, kehilangan tentu juga dirasakan oleh jamaah Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) di sekitar tempat tinggal almarhum. Setelah Pak Ina berpulang, tidak ada lagi kemeriahan dan ketulusan yang diperlihatkan almarhum seperti saat mengantar jamaah tersebut ke lokasi tujuan wirid di masjid sekitar menggunakan Suzuki Carry “lado merah”.

Sebagaimana pepatah lokal, “mumbang jatuah, kalapo jatuah”, maka itu benar adanya. Tidak ada satu hal pun di dunia ini nan abadi.

Selamat jalan sahabat. Terima kasih untuk pengabdianmu pada bangsa dan negara. Tanpamu segalanya tentu akan berbeda. Yakinlah bahwa keluarga dan para sahabat menyayangimu. Semoga Allah ampuni segala dosa dan khilafmu. Semoga Allah menempatkanmu di sebaik-baik tempat dan kelak dibangkitkan bersama para syuhada.