Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Sumatera Barat kedatangan tamu istimewa pagi tadi (Rabu, 15 maret 2017). Suara riuh anak-anak seketika bergemuruh riang di Kantor BPCB Sumatera Barat, yaitu BPCB Sumatera Barat kedatangan sekitar 50-an peserta didik dan 5 guru dari Sekolah Dasar (SD) 38 Kecamatan Lintau Buo, Kabupaten Tanah Datar.

Kedatangan para peserta didik ini dalam rangka belajar sejarah terutama sejarah yang berkaitan dengan sejarah di Kabupaten Tanah Datar. Ini sesuatu hal yang jarang terjadi, biasanya peserta didik berkunjung disaat hari-hari libur kerja untuk melihat koleksi BPCB Sumatera Barat.

Para anak-anak SD tersebut langsung disambut dan diarahkan menuju ruang koleksi yang dikelola BPCB Sumatera Barat dengan arahan Anasril dan Dodi Chandra staf BPCB Sumatera Barat. Perlu diketahui, ruang koleksi BPCB Sumatera Barat merupakan sebuah ruangan yang didesain seperti museum mini, yang berisikan koleksi benda-benda Cagar Budaya (baik arca, prasasti, nisan, bata, keramik dan lainnya) yang tersusun secara rapi di meja pajangan maupun di viltrin kaca. Antusias anak-anak dalam bertanya mengenai sejarah yang melekat pada benda-benda di ruang koleksi menambah riuh suasana. Satu persatu anak-anak bertanya yang kemudian ditanggapi dengan sabar dan telaten oleh pemandu. Rasa ingin tahu anak seperti ini sangat patut diapresiasi, karena kemajuan teknologi membuat sebagian besar anak-anak lupa akan pentingnya sejarah dan Cagar Budaya, padahal itu merupakan identitas suatu bangsa dan daerah.

Selain anak-anak, guru sebagai pendidik-pun ikut mendapatkan ilmu lebih dari kunjungan ini, sehingga bisa menjelaskan langsung kepada peserta didik tidak hanya dalam bentuk teori di ruang kelas. Kesemangatan peserta didik dan guru seperti ini diharapkan sering terjadi sehingga terjalin sinergisme yang baik antara pendidikan dan kebudayaan.

Selain mengunjungi ruang koleksi BPCB Sumatera Barat, peserta didik dar SD 38 Lintau ini juga mengunjungi Cagar Budaya yang berada disekitar Kota Batusangkar seperti rumah Tuo Kampai Nan Panjang, Prasati Adityawarman, Prasasti Kuburajo, Prasasti Batu Batikam, dan Balirungsari Tabek. (Gilang Aditya.)