Penguatan Teknologi Informasi untuk Publikasi

Cagar Budaya dan Permuseuman

 

Oleh Numatias

Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat

Wilayah Kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau

 

Dalam reformasi birokrasi pelestarian cagar budaya dan permuseuman langkah yang ditempuh salah satunya adalah penguatan teknologi informasi untuk publikasi cagar budaya dan permuseuman. Tidak dapat kita pungkiri bahwa teknologi sangatlah memiliki peran penting dalam kehidupan manusia, seperti teknologi informasi yang bersumber dari televisi, internet dan sebagainya. Melalui media-media itu kita bisa melestarikan budaya dan nilai luhur bangsa kita. Di sinilah teknologi bisa memainkan peranannya dalam pelestarian budaya dan nilai luhur bangsa Indonesia.

Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi saat ini telah menimbulkan pengaruh terhadap perkembangan budaya dan nilai luhur bangsa Indonesia. Derasnya arus informasi dan telekomunikasi ternyata menimbulkan sebuah kecenderungan yang mengarah terhadap memudarnya nilai-nilai pelestarian budaya.

Pengemasan budaya yang digabungkan dengan efek teknologi dan media baru dapat menjadi pilihan dan diharapkan menjadi daya tarik tersendiri bagi generasi muda. Teknologi informasi dan komunikasi dapat menjadi wadah untuk menyebarluaskan informasi mengenai budaya bangsa Indonesia dalam bentuk apapun dengan mudah dan cepat. Sehingga hanya dengan duduk menghadap komputer dan tersambung dengan internet saja masyarakat dapat mengetahui kebudayaan bangsa Indonesia yang selanjutnya berkembang menjadi keingintahuan dan berujung pada minat untuk mempelajari dan melestarikannya. Selain itu, teknologi merupakan jembatan atau penghubung dengan bangsa lain khususnya yang mempunyai ketertarikan pada kebudayaan bangsa Indonesia. Jarak tentu bukan menjadi masalah besar, facebook, twitter, dan social network lainnya sedang meraja lela.

Hal ini tidak terlepas dari persoalan bahwa untuk dapat mencapai tindakan pelestarian yang dapat dilakukan secara bersama oleh semua pihak, dibutuhkan penyampaian informasi tentang nilai penting dari cagar budaya itu sendiri. Cagar budaya sebagai warisan bendawi yang memiliki sifat tua, terbatas dan tidak terbaharukan menjadikan cagar budaya sebagai suatu tinggalan budaya yang terkadang tidak mendapat perhatian di dalam era modernisasi saat ini. Oleh sebab itu, perlu dilakukan adaptasi terhadap keadaan teknologi informasi, Cagar budaya membutuhkan media sebagai sarana untuk meningkatkan eksistensinya. Terlebih lagi dengan keadaan cagar budaya yang keindahannya tidak hanya secara fisik, melainkan ada informasi dan nilai-nilai yang harus di sampaikan dengan baik.

Cagar budaya sebagai wujud tangible tidak dapat berbicara sendiri, hiruk pikuk kehidupan saat ini justru mengenyampingkannya. Dengan mengemasnya dengan berbagai media teknologi informasi tentunya akan sangat banyak membantu dalam mewujudkan keindahan cagar budaya itu sendiri. Media informasi menjadi wadah yang sangat potensial untuk mempromosikan cagar budaya tersebut.

Penyebaran informasi cagar budaya dan permuseuman melalui media informasi menjadi titik awal bagaimana masyarakat bisa mengenal dan turut melestarikan cagar budaya dan museum tersebut. Setidaknya lebih dari setengah jumlah penduduk Indonesia telah menggunakan telepon genggam berbasis internet yang mampu menyebarkan dan menerima informasi dengan cepat. Menguggah foto cagar budaya dan koleksi museum misalnya tidak membutuhkan waktu yang lama, dan dalam waktu yang singkat setidaknya foto tersebut sudah ada dalam sentuhan jari-jari para pengguna smartphone, walaupun sekilas melihat foto cagar budaya itu melewati layar mereka. Kita dapat melihatnya dimana saja dan kapan saja, dengan cukup bermodalkan smartphone dan koneksi internet. Layaklah bahwa media informasi dapat menjadi media yang sangat praktis, mudah, modern, dan sangat berguna dalam mendorong publikasi cagar budaya yang bersifat kekunoan menjadi kekinian serta dapat diterima masyarakat secara luas.

Dalam perjalanannya media informasi kini lebih banyak digunakan oleh para pelajar untuk media komunikasi pertemanan. Para pelajar itu merupakan generasi bangsa yang harus dididik dengan berlandaskan nilai-nilai kebudayaan untuk menciptakan generasi yang mampu melestarikan budaya dan menjadikannya sebagai jati diri untuk membangun bangsa yang berkarakter budaya. Terkait dengan hal itu, media informasi seakan sudah menjadi kebutuhan primer yang tak bisa jauh dari kehidupan mereka. Di sisi lain, media informasi harus bisa dimanfaatkan pada hal yang lebih positif agar dapat menjadi lahan publikasi informasi dan pengetahuan tentang kebudayaan yang juga tak bisa dijauhkan dari mereka.

Manfaat dari media informasi sebagai aplikasi multimedia adalah (1). Manfaat yang dapat diperoleh adalah proses pembelajaran lebih menarik, lebih interaktif, jumlah waktu mengajar dapat dikurangi, kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan dan proses belajar mengajar dapat dilakukan di mana dan kapan saja, serta sikap belajar siswa dapat ditingkatkan, (2). Memperkecil benda yang sangat besar yang tidak mungkin dihadirkan ke sekolah, seperti bangunan, candi, surau tua, istana, banteng dan lainnya, (3). Menyajikan benda atau peristiwa yang jauh, seperti lokasi-lokasi situs yang jauh, (4). Menyajikan benda atau peristiwa yang komplek, rumit dan berlangsung atau lambat seperti kegiatan pemugaran, ekskavasi.