Sejarah panjang perdagangan Candu di Nusantara menjadi bagian penting dari perjalanan sejarah Indonesia. Pada masa Hindia Belanda, candu menjadi salah satu alat pengendali ampuh masyarakat Indonesia. Selain cara militer, candu menjadi senjata pembodohan secara tersistematis masyarakat Indonesia pada masa Hindia Belanda. Keuntungan perdagangan candu dinikmati oleh Pemerintah Hindia Belanda untuk memperpanjang masa kekuasaannya di Nusantara. bahkan untuk melakukan perdagangan opium VOC menyewakan tanah partikelir (beserta penduduknya), menjual pajak borongan, menyewakan monopoli opium, dan sebagainya. (Robert Cribb. 2000.Historical Atlas of Indonesia.)

Potret Pecandu Opium Sumber Tirto.id

Potret Pecandu Opium Sumber Tirto.id

Di Pulau Sumatera sendiri, perdagangan candu lebih terkonsentrasi di daerah-daerah di sekitar selat MalakaDi Riau, Belanda dan yang Dipertuan muda kemudian mengangkat pamannya, Sultan Badrul alam Syah II menjadi Sultan Riau ke-empat (1857-1883). Ia dibantu oleh yang Dipertuan muda IX Raja Haji Abdullah (1857-1858). Selama masa pemerintahannya, Daik bertemu dengan kemakmuran yang belum pernah terjadi sebelumnya. Sultan meningkatkan perekonomian lokal dengan mendorong budidaya padi dan persiapan opium. Dia juga dimiliki armada kecil untuk mempromosikan hubungan perdagangan. Ia memperkenalkan sagu dari Maluku kepada masyarakat setempat yang ia yakini sebagai pengganti yang lebih baik daripada beras sebagai makanan pokok, karena beras hanya dapat dipanen setahun sekali.

Pengisap Opium Sumber Historia.id

Daerah ini kemudian menjadi pusat perdagangan daerah menarik pedagang dari Cina, Sulawesi, Borneo, Semenanjung Melayu, Sumatera, Pagaruyung, Jawa, Siak, Pahang ke Daik.
Sedangkan di Kepulaan riau sendiri yang menjadi bagian dari perdagangan Selat malaka terdapat sebuah rumah candu. Bangunan ini dibangun pada tahun 1933 oleh Belanda yang dipergunakan rumah peristirahan pimpinan, tempat hiburan dan menghisap candu. Penuba merupakan daerah yang sangat strategis untuk mengakomodir segala bentukĀ  dalam rangka melakukan ekspansinya di Lingga. Karena itu Belanda membuat pelabuhan sebagai sarana transportasi untuk membawa hasil bumi keluar negeri /Eropa, dan Penuba merupakan pelabuhan utama oleh Belanda dalam melaksanakan ekspansinya dikawasan lingga.

Oncoy Koleksi Museum Linggam Cahaya

Oncoy merupakan alat isap candu bagai masyarakat cina