oleh: Nurmatias

Masjid Raya Ganting merupakan Cagar Budaya berbentuk Bangunan Cagar Budaya. Banyak masyarakat kota Padang yang tidak tahu bahwa  Masjid Raya Ganting memiliki gaya arsitektur akulturasi antara  Tradisional, Timur Tengah dan Eropa. Bentuk akulturasi ini bisa kita lihat dari atap yang mencirikan bangunan masjid kuno di Minangkabau, Hiasan pada masjid didominasi hiasan bangunan Eropa serta pada bangunan masjid juga kita temu ukiran berbentuk huruf Arab. Untuk kebutuhan peribadatan awalnya dibangun sangat sederhana pada tahun 1790.

Bangunan dibuat dari bahan kayu dan atap dari rumbia. Atas prakarsa dari tokoh masyarakat setempat yaitu Angku Gapuak (saudagar), Angku Syeh Haji Uma (tokoh masyarakat), dan angku Syeh Kepala Koto (ulama) bersepakat untuk mendirikan masjid yang lebih baik lagi pada tahun 1805. Masjid didirikan di atas tanah wakaf dari masyarakat suku Chaniago dan biayanya diperoleh dari para saudagar yang berasal dari Padang, Sibolga, Medan, Aceh, dan ulama Minangkabau. Pembangunan masjid mendapat simpati dari seorang anggota Corps Genie Belanda berpangkat kapten yang menjabat sebagai Komandan Genie Sumatera Barat dan Tapanuli. Pada tahun 1810 masjid dapat diselesaikan pembangunannya. Bentuk kerjasama ini terlihat dalam pendanaan pembangunan masjid dari berbagai donatur baik masyarakat lokal maupun donatur dari masyarakat lain. Bentuk kerjasama seperti pembangunan masjid Raya Ganting sangat jarang kita temui dalam pembangunan masjid.

Lantai terbuat dari batu kali bersusun diplester tanah liat. Lantai diganti dengan semen setelah didapatkan penggantian semen yang diperoleh dari luar negeri (Jerman). Pada tahun 1900 dilaksanakan penggantian lantai dengan ubin segi enam berwarna putih es berasal dari Belanda yang dipesan melalui jasa NV. Jacobson van de Berg. Pemasangan ubin ditangani oleh tukang yang ditunjuk langsung oleh pabrik dan selesai pada tahun 1910. Pada tahun 1960 dilakukan pemasangan keramik pada tiang ruang utama yang aslinya terbuat dari bata, sedangkan tahun 1995 dilakukan pemasangan keramik pada dinding ruang utama. Masjid Ganting berdiri di atas lahan seluas 102 m x 95.6 m memiliki halaman yang cukup luas di sebelah timur yang mampu menampung jamaah yang cukup banyak pada saat Shalat Idul Fitri dan Idul Adha. Halaman depan berpagar besi, sedangkan sisi selatan dan belakang berpagar tembok berbatasan dengan makam dan rumah penduduk. Bangunan masjid berbentuk persegi panjang berukuran 42 x 39 m yang terbagi atas serambi muka (12x39m), serambi kanan (30×4.5m), serambi kiri (30×4.5m), dan ruang utama (30x30m).

Ruang utama. Pintu masuk ruang utama berjumlah empat buah di sisi timur (dari serambi muka) dan masing-masing dua buah di sisi utara dan selatan (dari serambi samping). Pintu masuk memiliki dua daun pintu dari kayu dan pada ambang atas berhiaskan lengkung kipas. Pintu berukuran lebar 1.6 m dan tinggi 2.64 m. jendela ruang utama terbuat dari kayu berjumlah dua buah di sisi timur mengapit keempat pintu masuk, dan masing-masing tiga buah di sisi utara dan selatan, serta enam buah di sisi barat. Jendela berukuran lebar 1.6 m dan tinggi 2 m. seperti pada pintu, bagian amabang atas jendela juga berbentuk lengkung kipas. Lantai ruang utama dari ubin berukuran 30 x 30 cm berwarna kuning. Dinding ruang ruang utama masjid terbuat dari beton dilapisis keramik dan lantainya dari tegel putih berhiaskan bunga. Dalam ruang utama masjid terdapat 25 (dua puluh lima) buah tiang yang melambangkan 25 nabi, berjajar lima baris yang masing-masing dilapisi marmer putih. Pada setiap tiang diberi tulisan nama-nama nabi. Ke-25 tiang tersebut berfungsi pula sebagai penopang utama kontruksi atap masjid yang berbentuk segi delapan. Atap masjid tumpang lima dari seng merah dan masih asli, belum pernah diganti. Pada sisi barat ruang utama terdapat mihrab yang diapit oleh dua buah kamar di sisi utara dan selatan. Mihrab berukuran 2×1.5 m, tinggi pada sisi timur 3.2 m dan sisi barat 2.1 m.

Serambi Muka. Serambi muka berbentuk persegi panjang memiliki 6 buah pintu dari arah timur dan 2 buah pintu masuk dari arah utara dan selatan, masing-masing berdaun pintu dari jeruji besi. Diantara pintu masuk dari timur terdapat hiasan tiang ganda semu, kecuali pada bagian tengah terdapat bangunan mimbar yang menonjol ke depan memiliki daun pintu dari jeruji pula. Mimbar berukuran 2.2. x 1.2 x 2.75 m digunakan pada pelaksanaan shalat Id.

Serambi Samping. Serambi samping kiri dan kanan berlantai tegel berukuran 20 x 20 cm berwarna hijau muda dengan motif segi enam. Masing-masing serambi memiliki dua buah pintu masuk, salah satu pintunya menuju ke tempat wudhu yang terdapat di sisi utara dan selatan masjid. Pada bagian barat disekat membentuk kamar (ribath = tempat tinggal pengurus masjid) berukuran 4,5 x 3 m.

Pasca gempa 2009, bangunan mesjid ini mengalami kehancuran hampir 60 %, saat ini sedang dilakukan renovasi. Renovasi ini merupakan sumbangan dari Bank Mandiri dengan pengawas dari asosiasi arsitek Sumatera Barat. Renovasi meliputi langit-langit, dinding tembok bagian depan mihrab, sebagian lantai bagian depan, langkan tembok atas bagian luar (halaman)., tiang. Renovasi tiang terdiri dari tiang lama dicor kembali, sehingga ukurannya lebih besar dari tiang yang semula (asli), semua tiang mengalami renovasi. Hanya sebagian lantai yang mengalami perubahan, bagian depan, sekitar tiang. Untuk lantai yang rusak diganti dengan yang baru, tapi dengan bentuk dan motif yang sama seperti aslinya, lantai ini dipesan dari jogja. Karena ruang utama sedang dilakukan renovasi, maka ruang bagian serambi yang digunakan sebagai ruangan sholat jamaah. Ruang bagian serambi tidak mengalami banyak renovasi. Mimbar bagian depan halaman juga telah rusak berat hampir 70%. Dinding di bagian halaman depan. Dibagian depan arah tenggara dan barat daya terdapat menara, awalnya terbuat dari bata+mortal namun pada saat agresi militer belanda tahun 1948-an hancur, kemudian tahun 1990 dibuatkan kembali tetapi dari bahan seng. Dinding ruang utama dan ruang serambi telah dikeramik pada tahun 1990an, ditiap lengkung pintu terdapat kaligrafi tempelan dari tripleks ini juga dibuat tahun 1990an. Kalo Masyarakat ingin melihat  secara utuh dari keberadaan masjid ini silahkan datang ke alamat Jalan Ganting No 2, Kelurahan Parak Gadang Timur, Kecamatan Padang Timur, Kota Padang