Sebuah sumber menyebutkan Syekh Barau bernama asli M. Saleh bin Abdullah, beliau diyakini  mempelopori dan memimpin berdirinya suarau Godang dan Mesjid Silungkang. Sebagai seorang ulama besar, ia punya murid dan pengikut yang banyak. Syekh Barau mempelajari seluk-beluk agama Islam hinga Mekkah. Oleh karena ilmu agamanya yang mumpuni, beliau sangat disegani masyarakat Silungkang. Bahkan ada ikan bernama Barau, untuk menghormati Syekh Barau. Karena ada yang berpendapat supaya jangan kualat, masyarakat nama menganti nama ikan itu nama ikan tobang. Syekh Barau  disebutkan meninggal hari Sabtu, 29 Zulhijjah 1288 H.[1]

Syekh Barau dimakamkan dalam komplek pemakan dekat Mesjid Raya Silungkang. Disana terdapat beberapa makam yang salah satunya adalah makam Syekh Barau. Makam ini terletak di samping mesjid yang dibangun oleh Syekh Barau. Mesjid tersebut telah mengalami renovasi sekitar tahun 1990-an.

Mesjid dan kompleks makam ini terletak di pinggir Jalan Negara Lintas Sumatera. Disana juga terdapat Perguruan Muhamadiyah Silungkang. Kompleks makam ini terdiri dari dua bangunan, yaitu bangunan yang pertama berukuran 6 x 5 meter dan bangunan II dengan ukuran 14 x 5,8 meter. Pada bangunan II inilah terdapat makam keramat , yaitu makam Syekh Barau. Nisan makam terbuat dari bahan semen dan jirat juga terbuat dari semen.

 

[1] Diolah dari http://munirtaher.wordpress.com/?s=Syekh+Barau