Dalam sejarah Indonesia, nama Adityawarman termasuk salah satu tokoh sejarah yang populer di era abad ke-14 M. Adityawarman adalah salah satu raja Kerajaan Malayu yang memerintah  dari   tahun 1347 M (Prasasti  Amoghapasa 1269 Saka) sampai 1374 M (Prasasti Saruaso I 1296 Saka) yang telah mengeluarkan sekitar 20 prasasti berbahan batu pasir dan batu andesit (Kusumadewi, 2012: 8).  Secara keseluruhan, isi prasasti tersebut berisi tentang pemujaan terhadap kebesaran Adityawarman. Namun demikian, ada beberapa prasasti yang secara khusus menyebutkan tentang peristiwa tertentu, seperti    pemberitaan tentang Adityawarman telah memberikan sumbangsih yang besar kepada rakyatnya dengan pembangunan saluran irigasi untuk mengairi taman dan lahan pertanian (Prasasti Bandar Bapahat), mendirian sebuah tempat pemujaan agama Buddha (Prasasti Pagaruyung I dan Prasasti Rambatan), membangun sebuah taman luas dan indah yang dilengkapi dengan tempat duduk bagi Raja Adityawarman (Prasasti Pagaruyung V). Pemberitaan lainnya menyebutkan tentang asal usul Adityawarman (Prasasti Ombilin), nama jabatan dan pemangku pada masa itu (Prasasti Pagaruyung VI, Prasasti Rambatan, Prasasti Lubuk Layang), dan juga tersirat mengenai komoditi perdagangan (Prasasti Pagaruyung I dan V) (Kusumadewi, 2012: 3).

Penelitian sebelumnya, telah banyak membahas tentang prasasti Aditywarman baik dari sisi epigrafi, paleografi, dan kajian tematiknya. Namun, belum banyak yang melakukan telaah tentang tanda khusus/lambang/logo yang ada di beberapa prasasti, seperti di Prasasti Pagaruyung I, Prasasti Pagaruyung II, Prasasti Pagaruyung III,  Prasasti Pagaruyung IV, Prasasti Saruaso II, Prasasti Kubu Rajo I, Prasasti Kubu Rajo II, Prasasti Prasasti Rambatan, Prasasti Ombilin, dan Prasasti Amoghapasa.

Lambang, logo, stempel bisa menimbulkan banyak defenisi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), lambang adalah sesuatu seperti tanda (lukisan, tanda, sebagainya) yang menyatakan sesuatu hal atau mengandung maksud tertentu. Defenisi logo adalah huruf atau lambang yang mengandung makna, terdiri atas satu kata atau lebih sebagai lambang atau nama perusahaan dan sebagainya. Sedangkan pengertian cap adalah  alat untuk membuat rekaman tanda (gambar, tanda tangan) dengan menekankannya pada kertas (surat dan sebagainya)dan atau rekaman (tanda gambar, tanda tangan yang dibuat dengan cap) (http://kbbi.web.id).  Jika ditarik kesimpulan maka cap, lambang dan simbol memiliki pengertian yang sama yaitu “gambar”. Perbedaannya antara cap, tera, stempel dan segel, maka gambar tersebut diletakkan pada sebuah alat yang menggunakan tangkai untuk mengecap, sedangkan tanda, lambang, dan simbol memiliki persamaan persepsi.

Tanda khusus kemungkinan besar dapat disamakan dengan lambang. Setiap lambang pasti memiliki makna, begitupula dengan adanya kehadiran suatu pahatan gambar dan keterangan tertulis yang menyebutkan bahwa itu merupakan tanda khusus raja yang dalam konsep ini ialah sebagai lambang. Lambang hanya akan terlihat sebatas gambar saja jika melihatnya sebagai sesuatu yang tampak, bahwa objek yang kita lihat merupakan satu-satunya kenyataan. Namun, lambang akan menjadi hidup apabila dapat dicari makna yang tampak di luar panca indera, makna dibalik apa yang tertangkap oleh daya fikir dan perasaan agar dapat dikembangkan menjadi suatu kajian yang lebih mendalam (Witasari,2011:23).

Dalam prasasti Adityawarman, tanda khusus/lambang raja terdiri dari beberapa bentuk ornamen, seperti bentuk kepala kala yang distilir, bonggol sulur, dan hewan seperti kadal. Berikut ini akan digambarkan mengenai bentuk-bentuk ornamen yang ada di prasasti Adityawarman.

  1. Prasasti Pagaruyung I

Prasasti Pagaruyung adalah prasasti yang berangka tahun 1278 S / 1356 M. Prasasti ini ditulis dalam bahasa Sanskerta bercampur dengan bahasa Melayu Kuno. Prasasti Pagaruyung I, secara umum berisi tentang…. Selengkapnya<<<<KLIK>>>