Kota Siak Sri Indrapura menjadi bagian dari dua kecamatan yaitu Siak dan kecamatan Mempura. Kota Siak mengalami perkembangan yang pesat dari sisi pembangunan, seiring dengan berkembangnya pembangunan kota, maka pemerintah daerah beserta masyarakat juga mengharapkan adanya pemanfaatan terhadap bangunan-bangunan yang telah lama tak terpakai. Salah satu bangunan yang diharapkan untuk bisa dimanfaatkan dan dikembangkan sehingga memiliki daya guna yang lebih baik untuk masyarakat adalah Tangsi Belanda yang terdapat di Kecamatan Mempura. Tangsi Belanda merupakan kompleks bangunan yang dahulunya berfungsi sebagai tempat perlindungan dan pertahanan bagi para tentara Belanda. Dalam tangsi ini terdapat berbagai macam bangunan yang antara lain berfungsi sebagai penjara, asrama, kantor, gudang senjata, dan logistik. Riwayat pembangunan tangsi ini tidak diketahui dengan pasti, tetapi pembangunannnya jelas sezaman dengan masa masuknya pengaruh (hegmoni) Belanda di Kesultanan Siak, yaitu pada abad ke-19.

Secara administratif, situs Tangsi Belanda terletak di Desa Benteng Hulu, Kecamatan Mempura, Kabupaten Siak. Secara astronomis, situs ini terletak di 00 53’ 38.9” LU dan 1020 02’ 45.2” BT. Jarak dari pusat pemerintahan Kabupaten Siak ke situs sekitar 4 km ke arah tenggara. Secara spasial, situs Tangsi Belanda termasuk dalam kawasan perkotaan, cuma posisinya berada di seberang kompleks Kota Siak dengan Sungai Siak sebagai pembatas (pemisah). Oleh karena letaknya masih dalam kawasan perkotaan, akses ke situs cukup mudah, baik melalui jalan darat maupun jalan air (Sungai Siak). Keletakan situs ini cukup mudah dicari, karena bangunan ini tepat berada dipinggir Sungai Siak yang berseberangan dengan Pasar Siak dan berdekatan dengan situs Gedung Controleur dan Rumah Landraad yang sama-sama merupakan bangunan peninggalan Kolonial Belanda. Situs ini relatif dekat dengan pusat pemerintahan Kabupaten Siak.

Tangsi Belanda sebelumnya pernah dipugar oleh pemerintah Provinsi Riau, namun hanya sebagian atau satu gedung dari Tangsi Belanda ini saja. Walau pernah dipugar, namun karena masih belum digunakan, kondisi bangunan sudah kembali mengalami kerusakan di beberapa bagian. Harapan untuk dapat dimanfaatkan kembali Tangsi Belanda ini terus bermunculan dari berbagai kalangan pemerintahan dan masyarakat Siak. Oleh sebab itu, untuk dapat dimanfaatkan dan menjadi bermanfaat dibutuhkan penanganan yang menyeluruh dan berjangka panjang.

tangsi

Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau juga telah melakukan pengamatan terhadap kondisi dan potensi pengembangan terhadap Tangsi (Jumat, 30/10/15). Bangunan Tangsi Belanda harus secara menyeluruh dilakukan pemugaran dikarenakan sangat banyak kerusakan. Dengan pemugaran secara keseluruhan tentunya akan menimbulkan kenyamanan dalam menggunakan bangunan. Pengecekkan terhadap kekuatan bangunan harus dilakukan kembali, terkait musibah runtuhnya dinding bangunan yang pernah terjadi. Dengan kondisi bangunan yang baik akan memperlihatkan potensi pemanfaatan yang lebih terbuka untuk kemudian dilanjutkan dengan pemanfaatan bangunan seperti apa yang diharapkan.

tangsi siak

bagian depan tangsi

tangsi belanda

gedung tangsi yang mengalami banyak kerusakan

Selain nilai sejarah dan arsitekturalnya Tangsi Belanda ini juga memiliki daya tarik dari segi arsitektural bangunan yang bergaya kolonial, selain itu terdapat keunikan bangunan yang memiliki lobang-lobang yang berfungsi sebagai sirkulasi udara agar pada saat di dalam bangunan tidak terasa panas. Selain itu adanya potensi yang terlihat dari keletakkan bangunan yang berada di dekat sungai sehingga kemungkinan untuk diarahkannya pada pemanfaatan dalam bidang pariwsata juga sangat besar.