Situs ini merupakan tempat dikumpulkannya prasasti-prasasti yang dikeluarkan Adityawarman yang ditemukan di sekitar Bukit Gombak, Kec. Tanjung Emas, Kecamatan Pariangan, kecamatan rambatan, dan Kecamatan Lima Kaum. Jumlah prasasti yang terdapat di kompleks ini adalah sebanyak 9 buah prasasti. Kapan waktu temuan prasasti tersebut, sampai saat ini belum didapatkan literature yang membahasnya. Prasasti-prasasti tersebut sekarang diletakkan dalam sebuah cungkup di Nagari Pagaruyung. [1]

Kumpulan prasasti tersebut ditulis dalam huruf Jawa Kuna dengan bahasa Sanskerta dan sedikit bahasa Melayu Kuno. Prasasti-prasasti yang ada di kompleks ini terdiri dari 9 buah prasasti. Prasasti Pagaruyung I terletak paling ujung di sebelah Selatan dalam deretan prasasti-prasasti Pagaruyung. Selanjutnya berturut-turut ke arah Utara adalah Prasasti Pagaruyung II, III, IV,V, VI, VII, dan VIII . Sementara prasasti yang ke IX berupa fragmen batu andesit warna abu-abu sekarang disimpan di Ruang Koleksi Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Batusangkar.

  1. Prasati Pagaruyung I

Prasasti ini digoreskan pada sebuah batu pasir kwarsa warna coklat kekuningan (batuan Sedimen) berbentuk empat persegi berukuran tinggi 260 cm, lebar 133 cm, dan tebal 38 cm. Prasasti ini ditulis dalam bahasa Sansekrta bercampur dengan bahasa Melayu Kuno. Berangka tahun 1278 Ş (1356 M).

  1. Prasasti Pagaruyung II

Prasasti ini digoreskan pada sebuah batu pasir kwarsa warna coklat kekuningan. Batu artificial ini berbentuk persegi dengan lengkung setengah lingkaran pada bagian atas. Prasasti ini berukuran tinggi 250 cm, lebar 116 cm, dan tebal 18 cm. bentuk batu tersebut mengingatkan seperti bentuk sandaran pada arca. Berangka tahun 1295 Ş (1373 M).

  1. Prasasti Pagaruyung III

Prasasti ini dipahatkan pada sebuah batu andesit warna abu-abu kecoklatan berbentuk memanjang non-artifisial. Tulisan berada pada sisi yang menonjol keluar pada bagian atas. Batu tersebut berukuran panajng 190 cm, lebar 66 cm, dan tebal 15 cm. prasasti ini berhuruf jawa Kuna dan berbahasa sansekrta, dengan angka tahun 1269 Ş (1347 M).

  1. Prasasti Pagaruyung IV

Prasasti ini dipahatkan pada batu andesit hitam berbentuk persegi empat yang keadaan tulisannya sudah sangat aus dan pahatannya sudah hilang, sehingga hanya tinggal sisa pahatan yang berupa bayangan putih saja. Prasasti ini berukuran  panjang (tinggi) 100cm, lebar 66 cm, dan tebal 15 cm.

  1. Prasasti Pagaruyung V

Berupa fragmen batu andesit yang terdiri dari 5 baris tulisan. Dilihat dari bentuk batunya, khususnya pada sisi atas, tampak adanya bekas pecahan, demikian pula pada sisi bawahnya. Prasasti ini ditulis dengan huruf dan bahasa Jawa Kuna.

  1. Prasasti Pagaruyung VI

Digoreskan pada batu andesit warna coklat kekuningan non-artifisial. Batu monolit tersebut berbentuk persegi panjang tak beraturan dengan tulisan berada pada bagian atas. Tulisan prasasti ini baik bentuk maupun jenis tuluisannya relative kasar, kecil, dan tidak rapi. hal ini menunjukkan bahwa si penulis bukan penulis prasasti yang professional. Bidang tulisannya pun tidak diperhalus dan hanya memanfaatkan bidang yang ada sebagai media penulisan. Prasasti dengan huruf dan bahasa Jawa Kuna ini hanya terdiri dari 2 baris tulisan, sehingga tidak sebanding (proporsional) dengan bentuk dan ukuran batunya.

  1. Prasasti Pagaruyung VII

Prasasti ini dipahatkan pada sebuah batu andesit warna abu-abu berbentuk persegi pipih, artificial. Batu prasasti tersebut sekarang dalam keadaan patah, yaitu bagian atas, sisi kiri melengkung sampai ke tengah bidang tulisan, sehingga ada beberapa huruf yang hilang. Prasasti ini berukuran tinggi 82 cm, lebar 50 cm, dan tebal 10 cm.

  1. Prasasti Pagaruyung VIII

Prasasti ini dipahatkan pada sebuah artefak lesung batu berbentuk empat persegi dengan sebuah lubang ditengahnya. Lesung batu tersebut mempunyai ukuran panjang 52 cm, lebar 49 cm, dan tebal (tinggi) 30 cm. prasasti tersebut digoreskan pada ketiga sisinya, terletak di bagian atas. Awal tulisan dimulai pada sisi yang berbaris dua lalu dilanjutkan pada kedua sisi lainnya dan diakhiri sisi pertama. Artefak lesung tersebut terbuat dari bahan batu lapilin coklat keputihan. Berangka tahun 12 (mei-Juni) 1291 Ş (1369 M).

Prasasti-prasasti tersebut sekarang diletakkan di dalam cungkup perlindungan dan disusun secara berurutan.

[1] Budi Istiawan. Ibid. hlm.