Goa Lidah Ayer (Ngalau Lida Aia) berada di kawasan bukit Kojai terletak di Jorong  Dalam Nagari, Nagari Tungkar, Kecamatan Situjuah Lima Nagari, Kabupaten 50 Kota, Provinsi Sumatera Barat, sekitar 20 Kilometer sebelah Selatan dari Kota Payakumbuh. Goa ini bersifat semi aktif dimana hanya ada beberapa stalaktit yang masih meneteskan air. Goa ini berbatasan dengan bukit Sidayu disebelah barat, sedangkan disebelah timur berhadapan dengan bukit Topang. Goa ini pertama kali diteliti oleh ahli anatomi berkebangsaan Belanda yaitu E. Dubois bersama timnya. Status kepemilikan goa ini sekarang dimiliki oleh pabrik marmer yang tidak beroperasi lagi.

Goa Lidah Ayer berada diketinggian 700 Mdpl. Mulut goa ini menghadap ke arah timur dengan lebar 3,8 M dan memiliki ketinggian 2,5 M dari permukaan tanah. Goa ini memiliki 2 ruangan utama yang sangat luas. Bagian dalam goa memiliki panjang 7,7 m dan lebar 9 m dengan ketinggian kurang lebih 8 m. Jalan masuk menuju ruangan kedua sudah di pasang pintu teralis besi yang cukup kecil. Ruangan kedua ini lebih luas dari ruangan pertama dan juga terdapat banyak stalaktit dan stalagmit serta banyak kelelawar didalamnya.

Dari hasil survei dan observasi yang dilakukan, banyak sekali ditemukan rock art dan juga vandalisme. Sebagian besar rock art ini berwarna putih dan hitam. Dibagian sebelah utara dinding goa ditemukan kurang lebih 53 rock art yang berwarna putih dan berbentuk manusia kangkang, ada yang berbentuk sedang berlari, bentuk mengangkang dengan tangan kebawah dan ada juga yang  berbentuk mengangkang dengan posisi tangan sejajar dengan bahu, didekat dinding sebelah utara ada pertemuan antara stalaktit dan stalakmit yang menyatu dan membentuk seperti sebuah pilar, dan bagian atasnya ditemukan 2 rock art manusia kangkang yang berwarna hitam. Dibagian dinding goa sebelah barat ditemukan rock art yang berwarna hitam dan berbentuk seperti manusia yang sedang menunggangi hewan, dan disini juga ditemukan rock art yang kemungkinan bercampur dengan vandalisme, karena di dinding sebelah barat ini cukup banyak vandalisme yang berwarna hitam, putih, dan merah yang berbentuk tulisan-tulisan dan goresan. Kemudian di dinding sebelah selatan ditemukann kurang lebih 14 rock art yang berwarna putih dan berbentuk manusia kangkang. Dan diruangan kedua bagian dalam juga terdapat cukup banyak vandalisme yang berwarna hitam dan berbentuk tulisan-tulisan dan goresan. Didalam ruangan kedua juga ditemukan temuan lain yaitu 2 buah pecahan granat yang diduga sisa peninggalan Militer Belanda pada masa Agresi Militer Belanda yang ke-II hal ini membuktikan bahwa goa tersebut juga sempat dijadikan basis pertahanan Militer Belanda saat itu.