Balai Pelestarian Cagar udaya Sumatera Barat lakukan Ekskavasi di Kawasan Candi Muara Takus, Kabupaten Kampar Provinsi Riau, tepatnya di Sungai Sati Desa Muara Takus pada tanggal 25 s.d 30 April 2018. Kegiatan ekskavasi ini dalam rangka penelusuran atas ditemukannya dugaan berupa fragmen bata yang terkonsentrasi di salah satu bibir sungai di area situs. Pada lokasi tersebut terlihat tumpukan bata yang terkonsentrasi dibawah lapisan endapan lumpur sungai.

Menurut Arkeolog dari BPCB Sumatera Barat yang sekaligus sebagai ketua pelaksana ekskavasi mngungkapkan bahwa dicurigai daerah lokasi ditemukannya fragmen bata ini dahulunya berada di jalur luapan sungai. Sehingga kemungkinan terdapatnya kerusakan pada bangunan candi tersebut.

Berdasarkan tinjuan terhadap stratigrafi lapisan tanah, memang letak ditemukannya pecahan bata tersebut berasal dari akibat proses alam berupa sedimentasi, bukan dari timbunan manusia. Dari segi ukuran bata juga tidak menunjukan bahwa bata tersebut merupakan hasil produksi bata zaman saat ini. Hal tersebut terlihat dari ukuran bata dan teknik pembakarannya. Kendati demikian, belum diketahui secara pasti kapan bata ini dibuat dan keterkaitannya dengan situs Candi Muara Takus yang letaknya tidak jauh dari lokasi ekskavasi. Dari hasil penggalian belum ditemukan adanya temuan yang cukup signifikan yang menunjukan adanya struktur bata, hanya berupa pecahan bata beragai ukuran yang tidak beraturan.

Selain Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat yang melakukan ekskavasi, juga dibantu tim dari Dinas Kebudayaan Provinsi Riau sebanyak tujuh orang. Tahap selanjutnya BPCB Sumatera Barat akan melakukan uji pertanggalan terhadap sample tanah dan bata hasil temuan ekskavasi.