Tanggal 9 September 2020, BPCB Sumatera Barat melakukan instalasi dan Pelatihan data logger dengan narasumber Taharica Jakarta, yang diikuti oleh 20 peserta yang terdiri dari arkeolog, pengolah data, teknisi hingga juru pelihara Balairung Sari BPCB Sumbar. Kegiatan ini bertujuan untuk pengenalan cara penggunaan data logger untuk kepentingan pelestarian cagar budaya. Data loggger ini dapat menyimpan puluhan ribu data dengan interval bisa ditentukan dari satu detik hingga 24 jam.

BPCB Sumatera Barat membeli sebanyak 6 buah alat pengukur suhu dan kelembaban untuk melengkapi kebutuhan pelestarian, kali sample yang dipilih untuk pelatihan ini adalah Balairung Sari Tabek untuk memonitoring suhu dnan kelembapannya demi pelesatarian. Balairung Sari tabek  merupakan salah satu obek cagar budaya yang potensial dan banyak dikunjungi wisatawan domestik maupun  luar negeri. Balairung Adat Sari Tabek, merupakan balai adat pertama yang dibangun oleh Datuak Tantejo Gurhano, yang telah berusia lebih kurang 300 tahun (Wawancara Dodi). Sebagai balai adat dengan nilai nilai luar biasa yang dipunyainya peninggalan budaya ini wajib dilestarikan, bukan hanya sebagai kekayaan budaya bangsa Balairung Sari Tabek juga menyimpan potensi yang luar biasa untuk wisata yang nantinya memberi manfaat bagi masyarakat sekitar, selain itu Balairung ini juga bermanfaat untuk berbagai kegiatan adat dan nagari. Pada masa pandemi ini Balairung Sari Tabek dimanfaatkan oleh siswa yang sedang mengikuti daring, dengan udara yang sejuk serta tempat yang nyaman meningkatkan konsentrasi mereka dalam belajar. (Merry)