BPCB Sumatera Barat lakukan studi teknis terhadap Candi Muara Takus yang akan dilakukan pemugaran. Pada tahap ini tim dari BPCB Sumatera Barat yang dipimpin oleh Nedik Tri Nurcahyo melakukan perekaman data dan pengukuran terhadap bagian candi muara takus yang akan dilakukan pemugaran. Dalam kesempatan tersebut tim juga melakukan dokumentasi menggunakan kameran untuk merekam kondisi bangunan yang mengalami kerusakan. Selain itu perekaman berupa pemotretan dan pengukuran ini nantinya akan digunakan sebagai bahan untuk membuat kindisi eksisiting bangunan yang akan dipugar.

Dalam tahap awal akan dilakukannya pemugaran terhadap Candi Muara Takus khusunya pada terhadap candi bungsu., BPCB Sumatera Barat juga melakukan koordinasi dengan Kabida Kebudayaan Kampar untuk mendapatkan dukungan dan kerjasama dalam melakukan tindakan pemugaran. Selain itu, juga dilakukan pemberian informasi dan pemahaman kepada mahasiswa untuk meningkatkan wawasan tentang teknis pelestarian cagar budaya, khususnya Candi Muara Takus.

Pada dasarnya tindakan pemugaran cagar budaya, terlabih dahulu dilakukan studi teknis dan studi kelayakan. Studi teknis dilakukan guna melihat secara kondisi eksisiting dari cagar budaya yang diperoleh dengan cara perekaman visual seperti pemotretan, 3d scan, dan pengukuran, sehingga diperoleh volume besaran yang perlu dipugar, sedangkan studi teknis adalah guna perencanaan untuk teknis bagaimana pemugaran tersebut dilakukan, seperti teknik pembongkaran, pemasangan, serta pembuatan bahan.

Pemugaran cagar budaya dilakukan dengan prinsip mempertahankan bangunan yang masih asli, sehingga pemugaran hanya dilakukan pada bagian yang perlu saja untuk dilakukan pemugaran. Semakin besar dilakukan pemugaran maka nilai yang terkandung atau bukti asli dari suatu nilainya akan hilang dalam artian bukti fisik akan hilang.