You are currently viewing Survei Cagar Budaya Bawah Air di Perairan Danau Matano  Kabupaten Luwu Timur, 16 – 22 Mei 2017

Survei Cagar Budaya Bawah Air di Perairan Danau Matano Kabupaten Luwu Timur, 16 – 22 Mei 2017

  • Post author:
  • Post category:Berita

Danau Matano yang selama ini dikenal sebagai salah satu danau terdalam di dunia, ternyata menyimpan sisa-sisa peradaban yang tenggelam di dasar danau. Berada di kedalaman 2 – 8 meter, material sisa hasil budaya dari masa sebelumnya terdeteksi berdasarkan hasil survei terbaru yang telah dilakukan.

Survei ini dilaksanakan berdasarkan laporan masyarakat tentang intensitas penemuan tinggalan bawah air di Danau Matano yang semakin banyak. Bahkan pihak Polda Sulawesi Selatan sampai harus turun tangan sendiri untuk membuktikan akan hal tersebut pada tahun 2016. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, juga pada tahun 2016 menunjukkan ada tiga titik sebaran lokasi tinggalan bawah air di danau tersebut.

Berdasarkan hasil survei yang dilaksanakan oleh Tim Pengendalian Cagar Budaya Bawah Air Balai Pelestarian Cagar Budaya Sulawesi Selatan tahun 2017 di sekitar Pantai Ide Danau Matano, menunjukkan tinggalan bawah air yang cukup padat. Padatnya temuan bawah air di lokasi ini, menjadikan fokus kegiatan penyelaman hanya di sekitar Pantai Ide. Fragmen tembikar merupakan temuan yang sangat dominan, yang dapat dilihat dari permukaan air maupun dengan melakukan penyelaman dan menyingkap lapisan lumut di bagian dasar danau. Sebuah lempengan besi tipis sepanjang sekitar 20 cm juga ditemukan. Selain fragmen tembikar dan besi tersebut, juga banyak ditemukan bekas-bekas tiang berbahan kayu

Butuh waktu untuk mengungkap bekas-bekas kehidupan yang pernah ada di sekitar pantai danau Matano dan kemudian tenggelam. Hal ini juga mungkin terkait dengan keberadaan pintu-pintu air danau Matano yang dikelola menjadi sumber PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air) di kota kecil Sorowako.

Penulis : Muh. Tang