Selamat Hari Raya Idul Fitri 1435 H
Segenap unsur pimpinan dan staf Balai Pelestarian Cagar Budaya Makassar mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1435 H bagi anda yang merayakannya. Minal aidin wal faidzin, mohon maaf lahir dan…
Segenap unsur pimpinan dan staf Balai Pelestarian Cagar Budaya Makassar mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1435 H bagi anda yang merayakannya. Minal aidin wal faidzin, mohon maaf lahir dan…
Latar Belakang
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya menegaskan bahwa Cagar Budaya adalah Benda, Bangunan, Struktur, Situs, dan Kawasan yang memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, agama, dan kebudayaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sehingga perlu dilestarikan dan dikelola secara tepat melalui upaya pelindungan, pengembangan, dan pemanfaatan dalam rangka memajukan kebudayaan nasional untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Oleh karena itu harus didata, dilestarikan, dikelola secara tepat supaya dapat memberi manfaat sebesar-besarnya kepada bangsa Indonesia.
Latar belakang
Kabupaten Jeneponto merupakan salah satu wilayah dengan potensi tinggalan budaya yang cukup beragam baik itu yang berupa bangunan cagar budaya, situs cagar budaya serta benda cagar budaya. Keberadaan cagar budaya tersebut merupakan bukti dari kreatifitas dan hasil cipta yang sangat bernilai tinggi dan menjadi salah satu karya adi luhung bangsa Indonesia yang harus terus dijaga dipelihara dan dilestarikan untuk selanjutnya dimanfaatkan pada berbagai kepentingan. Selain itu keberadaan tinggalan budaya khususnya cagar budaya tersebut menjadi pembuktian akan keberadaan beberapa kelompok adat dan kerajaan yang pernah ada di bumi Turatea. Menurut informasi masyarakat bahwa pada jaman kerajaan di Nusantara di Bumi Turatea telah muncul sebuah kerajaan besar yaitu Kerajaan Binamu dan menjadi kerajaan sekutu (palili) dari Kerajaan Gowa yang telah mempersatukan beberapa kerajaan seperti Bangkala, Rumbia, Arung Keke, Taroang dan Tolo. Kerajaan-kerajaan tersebut telah meninggalkan jejak yang sangat monumental dan masih dapat disaksikan hingga saat ini.
Latar Belakang
Di dalam banyak bidang pekerjaan, kita sering menggunakan sebuah peta sebagai dasar rencana kerja. kita sering tidak mengetahui bagaimana peta itu dihasilkan, siapa yang terlibat, bagaimana proses yang terjadi di dalamnya.
Pekerjaan-pekerjaan teknik sipil dan perencanaan, dasarnya membutuhkan peta-peta dengan berbagai macam jenis tema dan berbagai macam jenis skala, sedang yang dimaksud dengan pemetaan adalah suatu proses penyajian informasi muka bumi yang fakta (dunia nyata), baik bentuk permukaan buminya maupun sumbu alamnya, berdasarkan skala peta, system proyeksi peta, serta simbol-simbol dari unsur muka bumi yang disajikan.