Savana Jaya adalah nama yang merujuk kepada padang rumput yang luas dan diselingi oleh hutan-hutan kecil. Savana Jaya penduduknya mayoritas dari Pulau Jawa, karena daerah ini juga merupakan salah satu daerah transmigrasi di Provinsi Maluku dan juga dahulunya sebagai tempat pembuangan para tapol yang dianggap terlibat G-30 S PKI (sebelumnya bisa dibaca di https://wp.me/p8H3nE-mQ ). Tinggalan-tinggalan sejarah di daerah ini nyaris musnah karena pada masanya hanya terbuat dari kayu yang sudah rusak dan digantikan dengan bahan baru. Namun masih ada beberapa tinggalan sejarah yang berhasil ditelusuri oleh tim pada saat itu, diantaranya :
Tugu Peringatan Savana Jaya
Tugu desa atau monumen desa ini letaknya tidak jauh dari Gedung Kesenian Desa Savana Jaya. Tugu tersebut terletak di areal tanah lapang dan mudah dijangkau karena berada pada poros jalan Desa Savana Jaya. Monumen ini dikelilingi pagar beton dan kondisinya masih sangat baik serta terawat.
Pada monumen tugu desa ini terdapat tulisan yakni : “Dengan Rachmat Tuhan Jang Maha Esa, Desa diresmikan oleh Bapak Panglima Kompkamtib Djenderal TNI M Panggabean pada tanggal 20 Djuni 1972 dengan nama SAVANA DJAJA”. Dalam monumen ini juga dituliskan bahwa proyek Savana Jaya merupakan proyek pertama yang dibangun di daerah Waeapo. Tugu peringatan desa Savanaja yang terletak di samping Gedung Kesenian.
Rumah Baca / Taman Baca
Taman baca yang menjadi peninggalan sejarah Desa Savana Jaya hanya tersisa 2 unit. Satunya adalah taman baca yang sejak dulu sudah aktif hingga sekarang. Bangunan perpustakaan ini berbahan kayu/papan. Bangunan aslinya hanya bagian depan, sementara bagian sampingnya merupakan bangunan tambahan yang berbahan kayu/papan juga. Pada bangunan asli dari taman baca ini memiliki 2 (dua) bilik/kamar. Bangunan ini lebih mirip dengan rumah tinggal yang dimanfaatkan sebagai taman Baca. Karena ruang bacanya menyerupai ruang tamu dan dua kamar/bilik yang seperti kamar rumah tinggal.
Bagian ruang tamu yang dimanfaatkan sebagai ruang baca memiliki koleksi buku. Selain itu, ada juga koleksi bangunan-bangunan bersejarah di Desa Savana Jaya seperti Taman Baca dan tugu desa serta foto pengurus/pimpinan taman baca secara turun temurun sejak berdirinya rumah baca ini. Terdapat 1 unit kamar yang digunakan salah satu penerus rumah baca ini sebagai tempat tinggal, karena terdapat 1 unit lemari, cermin dan tempat tidur, selain itu juga memiliki 1 unit dapur.
Sedangkan halaman depannya memiliki tanaman hias dan juga berpagar kayu dengan pintu pagar sebagai pelindung agar ternak masuk ke halaman taman baca tersebut. Pada halaman samping dari taman baca ini terdapat halaman yang luas. Pada halaman samping ini terdapat 1 sumur dengan beberapa tanaman yang ditanam pada lokasi ini. Taman baca ini masih baik dan terus dijaga hingga sekarang.
Bekas Gedung Kesenian Savana Jaya
Gedung kesenian di Desa Savana Jaya Kecamatan Waeapo – Pulau Buru ini sekarang telah difungsikan sebagai tempat dilaksanakannya kegiatan pentas seni dan kegiatan lainnya yang dilaksanakan di desa tersebut. Gedung kesenian ini yang namanya adalah Gedung Graha Buana yang terletak di unit 4, Desa Savana Jaya. Gedung kesenian ini dulunya sebagai penjara bagi tahanan politik pada masa orde baru. Sayangnya tidak ada lagi sisa bangunan lama, karena sudah direnovasi secara keseluruhan dan bangunanya sudah menjadi bangunan permanen atau beton.
Namun, bangunannya yang sekarang ini diadaptasi dari bangunan lamanya yang menggunakan bahan kayu secara keseluruhannya. Pada bagian panggung dan bangunan pendukung lainnya di samping panggung sudah menggunakan tegel/ubin pada lantainya, namun pada lantai bagian depannya panggung masih menggunakan bahan semen pada lantainya. Pada bagian pintu gedung ini digunakan pintu kayu. Gedung ini masih sangat baik kondisinya, karena masih digunakan secara aktif dan juga dijaga kebersihannya. Gedung ini juga baru direnovasi pada tahun 2000-an. Karang Taruna Kharisma yang sekitar dua tahun terakhir aktif melaksanakan rapat-rapat dan pembersihan setiap minggunya.