You are currently viewing Potensi Cagar Budaya Bawah Air di Desa Wawama Morotai
Sebaran bawah air di Situs Wawama yang menunjukkan keberagaman potensi cagar budaya

Potensi Cagar Budaya Bawah Air di Desa Wawama Morotai

Pulau Morotai merupakan salah satu pulau terbesar di Maluku Utara yang memiliki potensi sumber daya alam yang cukup melimpah, baik di sektor pertanian, kehutanan, perikanan dan kelautan, pertambangan maupun potensi pariwisata sejarah terutama yang berkaitan dengan sejarah peninggalan Perang Dunia II.

Pada masa perang dunia II, kawasan Morotai merupakan lahan pertempuran antara Jepang dengan Sekutu sehingga ada begitu banyak potensi cagar budaya yang ada di perairan tersebut. Hal ini ini ditunjang dengan wilayah  dengan terumbu karang yang sangat bagus dan tingkat kejernihan air di dasar laut yang sangat bagus. salah satu potensi yang akan dibahas di artikel ini adalah situs bawah air di Desa Wawama.

Terletak pada posisi 128°19’30.97″ BT dan 2° 2’1.30″ LU, kurang lebih berjarak 150 meter dari garis pantai. Terdapat beberapa sebutan untuk lokasi situs, diantaranya Wreck Desa Wawama, Lapangan Pantai atau Tanjung Pitu. Kondisi geomorfologi pantai lokasi situs adalah pantai berpasir putih dengan tipe terumbu karang tepi (freenging reef) yang memiliki daerah rataan terumbu (reef falt) dengan lebar kearah laut sejauh 100 meter sampai daerah terumbu bagian depan (front reef). Setelah terumbu bagian depan, bentuk morfologi terumbu karang adalah lereng terumbu (reef slope) dengan kemiringan antara 15-30 derajat. Pada daerah rataan terumbu, seluruhnya didominasi oleh bongkahan karang mati (rock), sedangkan karang hidup hanya ditemukan pada daerah terumbu bagian depan sampai lereng terumbu atau mulai dari kedalaman 2 sampai 10 meter.

Pada lokasi situs dapat ditemukan ikan-ikan dari kelompok ikan mayor yang didominasi oleh family pomacertridae (Damselfishes) dan pomachantidae (Angelfishes), serta kelompok ikan target seperti jenis ikan ekor kuning family caesionidae dan jenis ikan mata mata besar (soldier fish). Lokasi situs menghadap ke perairan terbuka sehingga sering diterpa gelombang dari laut dalam dan gelombang pecah terjadi ketika mencapai daerah terumbu bagian depan terutama pada saat menjelang air laut surut.

Objek yang ditemukan pada lokasi situs ini adalah jenis-jenis kendaraan berat seperti jenis truk, jeep dan pesawat tempur. Seluruh jenis objek ditemukan dalam posisi terbalik dalam keadaan utuh maupun bagian-bagian tertentu seperti Roda kendaraan, casis, setang kemudi (steer), baling-baling pesawat dan ekor pesawat. Objek dapat ditemukan mulai kedalaman 12 meter berupa setang kemudi dan roda kendaraan, bagian-bagian kendaraan (casis) dan bangkai truk maupun jeep sampai kedalaman 40 meter kemudian bangkai pesawat tempur pada kedalaman 45 sampai 50 meter dan baling-baling pada kedalaman 52 meter. Objek ditemukan pada dasar perairan pecahan karang dan dominasi pasir dengan kecerahan atau jarak pandang perairan 10 meter, kecepatan arus relatif lemah.

Salah satu bangkai pesawat yang ditemukan di Situs Wawama
Jeep terbalik yang ditemukan oleh tim BPCB Maluku Utara
Tidak hanya kendaraan, tapi beberapa ban ditemukan dan telah diukur oleh tim yang bertugas

Objek pesawat ditemukan sebanyak 4 bangkai, baik yang masih utuh maupun sebagian. Pesawat 1 berada pada kedalaman 50 meter dengan letak bentangan bagian depan pesawat mengarah ke selatan (180 derajat), Pesawat 2 berjarak 10 meter ke arah barat Laut (310 derajat) pada kedalaman 47 meter dengan bentangan bagian depan pesawat menghadap Timur laut (30 derajat). Pesawat 3 berada di bagian ekor pesawat 2 pada kedalaman 48 meter dengan bentangan bagian depan pesawat menghadap Tenggara (160) dengan kondisi bagian ekor rusak yang diduga tertimpa pesawat 2. Pesawat 4 terletak pada bagian barat pesawat 1,2 dan 3 yang berjarak sekitar 30 meter pada kedalaman 49 meter dan hanya tertinggal bagian ekor saja. Temuan objek mobil jeep dan truk berada pada begian atas atau yang lebih dangkal dari objek pesawat (45 meter). Sedikit kesulitan untuk mengidentifikasi jumlah pasti dari objek ini karena kemungkinan saling menumpuk. Seluruh permukaan objek telah ditumbuhi organisme sponge dan kipas laut (gorgonian). Objek-objek yang ditemukan pada perairan yang lebih dangkal, terdapat beberapa jenis karang batu yang telah tumbuh.