Sejarah pernah mencatat bahwa Pulau Tidore merupakan salah satu daerah penghasil rempah di Nusantara dan juga memegang peranan penting dalam perdagangan rempah dunia. Maka tidak mengherankan, daerah ini menyimpan kekayaan tinggalan cagar budaya. Salah satunya adalah potensi cagar budaya yang berada di bawah air. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil survei dan pemetaan cagar budaya bawah air yang dilakukan oleh Tim BPCB Maluku Utara pada akhir tahun 2019.
Ada dua lokasi yang menjadi konsentrasi dari kegiatan tersebut. Pertama, berada di Perairan Soa sio, dan yang kedua terletak di Perairan Tunguai. Lokasi pertama dahulunya diperkirakan merupakan sebuah dermaga yang berhubungan dengan Benteng Tahula. Tinggalan-tinggalan yang ada kemungkinan besar berasal dari kapal-kapal yang karam. Namun setelah dilakukan survei hingga kedalaman 30 meter, tidak ada tanda-tanda yang menunjukan bahwa kapal pernah tenggelam di lokasi ini. Hanya beberapa pecahan atau kepingan gerabah yang ditemukan.
Ada sekitar 11 temuan benda yang diduga cagar budaya di lokasi tersebut. Rinciannya sebagai berikut:
No | Temuan yang diduga cagar budaya | Kondisi temuan |
1 | Gerabah A | Ada pecahan pada bagian dasar gerabah, sedangkan bagian bibir masih utuh dan bagian badan yang tersisa cuma setengah. |
2 | Gerabah B | Terlihat masih utuh dan bekas gagangnya masih kelihatan dengan jelas. |
3 | Gerabah C | Dari mulai bagian dasar, badan hingga bibir masih lengkap, namun ada beberapa pecahan kecil. |
4 | Gerabah D | Hanya menyisakan bagian dasar gerabah. |
5 | Gerabah E | Pada bagian badan tinggal setengah dan ada pecahan di bagian dasar gerabah. |
6 | Gerabah F | Sisa gerabah hanya terdapat pada bagian bibir saja. |
7 | Gerabah G | Tersisa pada bagian dasar dan sedikit pada bagian badan gerabah. |
8 | Gerabah H | Bagian bibir gerabah masih ada. Sedangkan di bagian badan, yang tersisanya cuma setengah dan ada pecahan pada dasar gerabah. |
9 | Gerabah I | Berupa pecahan dari badan gerabah. |
10 | Gerabah J | Bagian bibir masih ada dan untuk bagian badan cuma tinggal setengah. |
11 | Keramik K | Kondisinya masih utuh . |
Banyaknya temuan di lokasi pertama tidak sebanding dengan temuan yang ada di lokasi kedua. Tim Penyelam BPCB Maluku Utara hanya menemukan meriam dan gerabah di bawah Perairan Tunguai. Meriam tersebut berukuran lebih kurang 4,20 meter. Seperdua badannya sudah tertanam di dasar laut. Sementara di bagian badan yang lain, terlilit tali dan terikat pada dua buah drom yang ada di sebelahnya. Sekitar dua meter di sisi selatan meriam, terdapat satu gerabah yang masih utuh, namun sebagian besar sudah ditumbuhi karang laut.