You are currently viewing Pembahasan Jelajah Sejarah Jalur Rempah

Pembahasan Jelajah Sejarah Jalur Rempah

(Ternate, Senin/14 Mei 2018) – Pembahasan Jelajah Sejarah Jalur Rempah antara BPCB Maluku Utara dengan Direktorat Sejarah yang diwakili oleh Subdit. Geografi Sejarah. Jika tahun sebelumnya (ekspedisi jalur rempah 2017) diadakan di 5 daerah di Maluku, maka kali ini akan dilaksanakan di Maluku Utara. Terdapat 4 wilayah yang akan dijadikan jalur jelajah kali ini yaitu Ternate, Tidore, Jailolo dan Bacan.

Kegiatan yang rencananya akan dilaksanakan pada 24 September – 7 Oktober ini, akan diikuti oleh 100 orang perwakilan mahasiswa se-Indonesia. Perwakilan ini dipilih melalui jalur seleksi yang nanti tentunya akan dipublikasikan lebih lanjut. Secara umum, kriteria dilihat dari kemampuan mahasiswa dalam menulis artikel, memahami fotografi, mampu membuat vlog/video pendek serta mampu mempresentasikan hasil yang telah mereka dapat selama ekspedisi berlangsung. Mahasiswa yang dapat mengikuti seleksi ini adalah yang berasal dari program studi sejarah, arkeologi, kelautan, antropologi, pertanian, serta program studi yang berkaitan lainnya. Diperkirakan 66 orang peserta mewakili 33 provinsi (satu provinsi diwakili oleh dua orang peserta), sedangkan 34 orang lainnya berasal dari perguruan tinggi di Maluku Utara.

Kepulauan Maluku yang sejak jaman dahulu telah terkenal karena rempah-rempahnya yang begitu mendunia. Rempah-rempah yang tidak bisa ditemukan di daerah lain menyebabkan Kepulauan Maluku memiliki posisi yang begitu penting bagi perdagangan dan pelayaran ratusan tahun silam. Keberadaan rempah-rempah ini begitu mempengaruhi kehidupan masyarakat lokal, terutama semenjak kemunculan bangsa asing yang awalnya murni hanya untuk mencari rempah hingga upaya monopoli berujung pada kolonialisasi yang dilakukan Bangsa Eropa. Jadi hingga saat ini tidak sedikit bukti yang masih dapat dilihat, terutama juga peninggalan Islam yang bahkan masih dijadikan sebagai living monument.

BPCB Maluku Utara membantu penuh segala macam persiapan hingga pelaksanaan, begitu juga Direktorat Sejarah yang akan melibatkan institusi lainnya seperti BPNB Maluku, perguruan tinggi di Maluku Utara serta akademisi yang mampu menjadi narasumber yang berkompeten. Kegiatan ini akan dikemas secara menarik sehingga bagi mahasiswa dimanapun di wilayah Indonesia, harus mempersiapkan diri sebaik mungkin lalu mendaftarkan seleksi dan mengikuti seluruh alurnya hingga tuntas.