You are currently viewing Pemanfaatan Benteng Oranje
Kepala BPCB Maluku Utara saat menjadi pembicara dalam Diskusi Pusaka dengan tema “Kolaborasi Pemerintah dan Masyarakat Dalam Pelestarian Cagar Budaya. Dok. THS

Pemanfaatan Benteng Oranje

Benteng Oranje adalah salah satu tinggalan dari masa lalu yang kerap dinikmati oleh masyarakat Ternate. Selama ini memang kenyataannya Benteng Oranje belum dimanfaatkan secara maksimal. Sehari-hari, pengunjung masih berjalan sendiri tanpa mendapat panduan dari pihak-pihak terkait.

Tanggal 3-5 Februari 2017 lalu, salah satu komunitas non profit yang memfokuskan diri pada kebudayaan Ternate yaitu Ternate Heritage Society (THS) mengadakan kegiatan #FestivalPusakaTernate yang mengambil lokasi utama di Benteng Oranje. Kegiatan inti berupa pameran fotografi dan poster yang menggunakan bangunan lama yang telah direvitalisasi di Bastion Grootbolwerck (tenggara).

Kepala BPCB Maluku Utara saat menjadi pembicara dalam Diskusi Pusaka dengan tema “Kolaborasi Pemerintah dan Masyarakat Dalam Pelestarian Cagar Budaya. Dok. THS

Selain pameran juga ada beberapa sub kegiatan lainnya yang terlaksana selama 3 hari kegiatan berlangsung seperti pemutaran dan diskusi film, diskusi pusaka THS, jelajah pusaka, musik yanger dan akustik, digital art imaging, puisi, pembacaan dola bololo dan parodi. Ada juga kegiatan jelajah Benteng Oranje dan Pendidikan Pusaka untuk Anak-Anak. Jelajah Benteng Oranje mengajak peserta dari umum untuk menjelajah Benteng Oranje hingga ke tiap sudut yang kerap dilewati atau tidak dilirik oleh pengunjung. Dikemas dengan konsep outbond sederhana sambil diselingi dengan pengetahuan sejarah Benteng Oranje. Pendidikan Pusaka untuk Anak-Anak yang diadakan di depan Museum Rempah sangat bagus untuk memperkenalkan Cagar Budaya sedini mungkin. Semoga kegiatan seperti ini akan terus dilangsungkan ke depannya, agar masyarakat semakin mengenal yang ada di sekitarnya untuk menumbuhkan rasa kepedulian terhadap Cagar Budaya tersebut.