Selain rumah adat sasadu sebagai objek kajian, observasi keterawatan juga dilakukan Balai Pelestarian Cagar Budaya Maluku Utara di Benteng Saboga pada tanggal 6-9 Mei 2016. Berlokasi di Desa Lako Akelamo, Kecamatan Sahu Timur, Kabupaten Halmahera Barat, kegiatan ini bertujuan untuk menentukan jenis kerusakan fisik yang dialami oleh Benteng Saboga dan rekomendasi penanganannya.
Terdapat kerancuan terkait tahun pembangunan Benteng Saboga. Beberapa literatur menyebutkan bahwa benteng ini dibangun tahun 1548. Namun, laporan yang dibuat Van De Wall pada tahun 1921 menyebutkan bahwa Benteng Saboga dibangun pada tahun 1611 oleh VOC. Lokasi strategis Benteng Saboga yang berada di tepi Sungai Ake Lamo membuat keberadaannya dipertahankan bangsa Spanyol setelah dikuasai pada tahun yang sama. Nama benteng ini diambil dari bahasa Portugis yaitu Saboego atau Saboga. Penyebutan ini mengacu pada kakaleja; sejenis rumput paku yang tumbuh subur di sekitar Benteng Saboga.
Benteng Saboga memiliki denah yang tidak lazim. Jika diamati secara seksama, dapat disimpulkan bahwa Benteng Saboga adalah gabungan dari beberapa bastion. Bentuknya mirip dengan Benteng San Pedro e’ Paulo atau yang lazim dikenal dengan Benteng Kota Janji di Pulau Ternate. Perbedaan dari kedua benteng hanya ada pada bentuk denah bangunan yang ada di tengah benteng. Jika bangunan Benteng Kota Janji berdenah persegi, maka yang ada pada pusat Benteng Saboga berdenah lingkaran.
Sebelum diadakannya kegiatan observasi keterawatan, Benteng Saboga telah diinventarisasi pada tahun 2015 oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Maluku Utara. Secara keseluruhan Benteng Saboga mengalami kerusakan yang cukup parah. Bentuk fisik bangunan masih terlihat jelas namun dipenuhi banyak lumut serta tumbuhan, baik yang merambat atau tanaman keras yang sudah melubangi struktur. Pintu masuk benteng tidak dapat diidentifikasi. Erosi sungai Ake Lamo menyebabkan dinding sisi utara runtuh. Berdasarkan semua temuan tersebut maka tim observasi merekomendasikan agar secepatnya dilakukan pemusnahan semua lumut dan tumbuhan sehingga dapat menghentikan kerusakan yang terjadi pada Benteng Saboga.