Benteng Saboega berada di Desa Lako Ake Lamo Kecamatan Sahu Timur Kabupaten Halmahera Barat. Diperkirakan Benteng Saboega ini pernah digunakan pada masa Portugis dan V.O.C (Verenigde Oost Indische Compagnie) ini diperkuat dengan sebuah laporan yang ditulis oleh V.I.van der Wall tentang penyelidikan mengenai kehadiran dan kondisi peninggalan-peninggalan kompeni semasa pemerintahan Residen Amboina dan Ternate pada April-juli 1921.
Benteng Saboega merupakan benteng pertahanan yang dibangun untuk membendung serangan dalam peperangan melawan Sultan Kaitjil Amsterdam pada tahun 1679 sampai 1681. Benteng ini merupakan salah satu benteng yang terkuat yang pernah ada di Halmahera Barat. Benteng Saboega dibangun oleh bangsa Portugis pada tahun 1605-1608, pernah ditempatkan seorang komandan perang dan seorang misionaris untuk menjalankan misi untuk menyiarkan agama. Setelah Portugis meningalkan Benteng Saboega, datanglah bangsa Spanyol di bawah pimpinan Juan da Silva untuk merebut Benteng Saboega setelah benteng dikuasai pada tahun 1611. Orang-orang Spanyol kemudian memperkuat benteng tersebut dengan menempatkan empat bastion serta sebuah gerbang berbentuk bulan sabit yang menghadap ke sungai. Di benteng tersebut di tempatkan kurang lebih 50-60 orang pasukan bersenjata yang lengkapi dengan amunisi dan artileri berat. Ketika orang-orang Spanyol telah merebut Saboega, penduduk yang ketakutan kemudian mencari perlindungan di kawasan Sahu.
Sementara sumber lokal masyarakat setempat menyebutkan benteng yng dikenal juga dengan nama benteng Lako Ake Lamo ini dibangun oleh bangsa Spanyol pada tahun 1548. Saboega berasal dari bahasa Portugis yaitu saboegal yaitu sejenis rumput tayam yang dalam bahasa masyarakat setempat lebih dikenal dengan nama rumput kakleja yang konon tumbuh subur di seputaran kawasan benteng.