Pada 1654 terdapat catatan tentang satu bangunan pertahanan yang terletak di Teluk Pulau Nusalaut. Beverwijk dibangun oleh Admiral Verhoeven sekitar 1654. Bangunan ini dijaga oleh seorang sersan dengan 20 tentara, dan seorang tabib yang ahli menyembuhkan luka. Penguasa Belanda ketika itu bernama Van Honimoa. Pada tahun 1673 sersan penjaga diganti oleh seorang wakil kepala perdagangan, yang juga bertugas sebagai pemegang buku atau akuntan di masa kini.
Namun dengan bergulirnya waktu, Beverwijk menjadi semakin kumuh dan dianggap tidak lagi diperlukan. VOC beranggapan bahwa satu pos tentara kecil cukup memadai untuk pertahanan di kawasan itu. Pada tahun 1817 Beverwijk diduduki oleh penduduk setempat dan penghuninya dibunuh, kecuali seorang kopral Eropa dan dua tentara Jawa. Akan tetapi, tidak lama kemudian, seiring dengan dikembalikannya kekuasaan Belanda oleh Inggris, orang Belanda kembali menguasai bangunan ini yang sebagiannya mulai dipugar.
Tujuh tahun kemudian, pada tahun 1824 Beverwijk resmi kembali menjadi bangunan pertahanan Belanda dan dijaga oleh sekelompok tentara. Di depan bangunan pertahanan ini telah terjadi peristiwa pembunuhan penduduk, yaitu seorang kapitan tua yang telah beruban bernama Kapitan Paulus Tiahahu, pada 17 November 1817. Peristiwa ini disaksikan oleh rakyat dan putrinya yang bernama Christina Martha Tiahahu. Pada tahun 1838 bangunan pertahanan ini kembali menjadi kumuh, sehingga akhirnya menjadi reruntuhan. Pada awal abad ke-20 hanya sebagian temboknya yang masih berdiri ditumbuhi semak serta pepohonan, sehingga seluruh reruntuhan menjadi tempat yang mencekam.