Salah satu alat perunggu pada zaman logam adalah gendang perunggu (Nekara). Salah satu spesimen nekara ditemukan di Desa Arui Das, Kabupaten Kepulauan Tanimbar. Menurut Tim dari Balai Arkeologi Maluku (2014) nekara ini merupakan penemuan yang ke 13 di wilayah Maluku. Kondisi nekara ini sudah tidak utuh lagi, bagian bahu dan kaki nekara sudah hampir tidak ada, hanya tersisa sedikit kepingan saja. Dari segi pemeliharaan, nekara ini kurang terawat. Peletakannya hanya di depan teras rumah dengan tidak diberi tempat yang teduh (atap) ataupun pagar pembatas. Suhu dan udara di desa Arui Das yang panas dan lembab tidak bisa dipungkiri menjadi salah satu faktor penyebab kerusakan nekara tersebut.
Morfologi fisik nekara yang berada di desa Arui Das berwarna agak kehijauan. Warna hijau ini dapat diartikan sebagai proses korosi (terbentuk senyawa kimia perusak) atau lapisan luar dari perunggu. Karena pada benda yang tersusun dari perunggu dikenal terdapat suatu lapisan pelindung alami yang disebut patina. Menurut KBBI, Patina adalah balutan hijau pada perunggu yang sebenarnya suatu oksida dan karbonat dari tembaga. Patina merupakan lapisan tipis berwarna biru kehijauan yang terbentuk pada permukaan benda sebagai hasil reaksi dengan lingkungan. Lapisan luar perunggu terdiri dari tembaga oksida, lapisan yang berfungsi sebagai pelindung interior logam dari korosi lebih lanjut.