Pulau Seram sebagai pulau tertua di Maluku memiliki tinggalan arkeologi yang berlimpah dan menarik untuk dikaji dan ditelusuri. Salah satu jenis tinggalan arkeologi yang ditemukan di wilayah Seram Bagian Barat adalah situs pemukiman kuno. Situs pemukiman kuno diketahui memiliki hubungan yang kuat dengan sejarah migrasi manusia di kawasan Pasifik. Belwood menyebutkan wilayah Sulawesi dan Kepulauan Maluku sejak dulu merupakan wilayah strategis di kawasan Pasifik karena menjadi penghubung antara kawasan Asia dengan Kepulauan Pasifik lainnya (Bellwood, 1996).
Situs pemukiman kuno yang ditemukan berada di wilayah perbukitan sebelah utara Negeri Tihulale. Lokasi situs berada di sebuah bukit yang letaknya kurang lebih berjarak 4 km dari Negeri Tihulale. Situs pemukiman kuno ini ditemukan berupa pagar batu yang mengelilingi areal perbukitan. Pagar batu atau yang biasa dikenal sebagai lutur ini terdiri dari batu-batu sungai tipis dengan ukuran bervariasi yang disusun secara teratur setinggi 1 meter dan memiliki ketebalan pagar 1,5 meter. Pagar batu yang mengelilingi pemukiman disusun secara rapi dan dahulu dibuat dengan tujuan batas pemukiman dan perlindungan terhadap ancaman musuh dari luar.
Di dalam areal pagar batu terdapat beberapa bekas pemukiman kuno yang oleh masyarakat dinamakan sebagai mayari. Mayari adalah nama tempat dimana suatu kumpulan masyarakat berdiam di tempat ini. Berdasarkan cerita sejarah masyarakat Negeri Tihulale, situs pemukiman kuno ini dahulu ditempati oleh masyarakat yang bermigrasi dari wilayah Huku Kecil yang turun dari gunung menyusuri Sungai Tala dengan rakit kemudian berjalan menyusuri pantai ke arah timur dan menetap di lokasi petuanan Negeri Tihulale. Pada pertengahan abad 15 masyarakat yang tinggal di pemukiman kuno ini, kembali melakukan migrasi dan berpindah tempat ke wilayah Tanjung Sial Seram Bagian Barat dan menyeberang ke Pulau Ambon hingga mendirikan suatu pemukiman negeri yang kini bernama Hukurilla.
Kondisi situs saat ditemukan tidak terawat karena termakan usia. Keadaan situs pagar batu saat ini sekitar 50 persen masih dalam kondisi baik. Sebagian besar sisi pagar batu masih tampak utuh dan tersusun rapi namun di beberapa bagian lainnya seperti pada sisi timur tampak mengalami kerusakan akibat pengaruh mekanis seperti runtuh sebagian. Pada umumnya bagian pagar batu/ lutur saat ditemukan sebagian besar sudah tertutup oleh tanaman-tanaman liar dan pohon.