Pasukan Jepang mulai merintis pembangunan bandara di daerah ini pada tahun 1942 ketika mereka masuk menjajah wilayah Indonesia. Bandara ini dibangun dengan maksud untuk persiapan ekspansi militer ke wilayah Papua Nugini, Australia, dan Pasifik Selatan. Pada tahun 1945, Pasukan Jepang semakin terdesak, bandara ini dibombardir oleh pasukan Sekutu. Jepang kemudian menyerah, hal ini dimanfaatkan oleh Belanda untuk kembali datang ke Kaimana tahun 1946. Oleh Belanda, bandara yang rusak parah ini diperbaiki kembali sehingga pesawat-pesawat pasukan Sekutu dapat mendarat di Kaimana. Tahun 1950 bandara dibangun secara besar-besaran sebagai Pangkalan Udara Militer Belanda (KNIL). Pada tahun 1960 saat misi pembebasan Irian Barat (Trikora) dicanangkan oleh Presiden Pertama Republik Indonesia, Soekarno, pesawat-pesawat tempur Belanda mulai disiagakan di pangkalan tersebut. Tahun 1963 Belanda menyerah dan melepaskan Irian Barat sebagai tanah milik Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Berikut gambaran dan kondisi yang tersisa sebagai bagian dari pendukung dirgantara dari masa lalu di Kaimana terutama hanggar-hanggar seperti :
1. Hanggar Utarom 1
Hangar Pesawat tinggalan Perang Dunia II ini terletak di area Bandara Utarom. Hangar ini berbentuk setengah lingkaran dengan tiang penyangga lengkung dari besi dan atap dari seng. Ukuran hangar 18 x 10,90 m dengan tinggi 6 meter. hangar ini pernah dijadikan mess oleh suatu perusahaan, setelah itu pernah dijadikan lapangan bulutangkis hingga sekarang dijadkan parkiran mobil oil (pertamina). Kondisi sekarang hangar sudah mengalami kerusakan seperti banyak lubang pada atap, besi penyangga yang berkarat, lantai yang retak dan tumbuh semak belukar.
2. Hanggar Utarom 2
Hangar Pesawat tinggalan Perang Dunia II ini terletak 2 meter berdekatan dengan hangar I di area Bandara Utarom. Hangar ini berbentuk setengah lingkaran dengan tiang penyangga lengkung dari besi dan atap dari seng. Ukuran hangar 18 x 10,90 m dengan tinggi 6 meter. hangar ini pernah dijadikan mess oleh suatu perusahaan, Kondisi sekarang hangar sudah mengalami kerusakan seperti banyak lubang pada atap, besi penyangga yang berkarat, lantai yang retak dan rapuhnya sekat-sekat dari kayu bekas mess.
3. Hanggar Utarom 3
Hangar Pesawat tinggalan Perang Dunia II ini terletak disamping hangar pesawat 2 di area Bandara Utarom. Hangar ini berbentuk setengah lingkaran dengan tiang penyangga lengkung dari besi dan atap dari seng. Ukuran hangar 18 x 10,90 m dengan tinggi 6 meter. hangar ini pernah dijadikan mess oleh suatu perusahaan, Kondisi sekarang hangar di cat warna biru dan menjadi tempat tinggal.
4. Hanggar Utarom 4
Hangar Pesawat tinggalan Perang Dunia II ini terletak di area Bandara Utarom. Hangar ini berbentuk setengah lingkaran dengan tiang penyangga lengkung dari besi dan atap dari seng. Ukuran hangar 18 x 10,90 m dengan tinggi 6 meter. hangar ini pernah dijadikan mess oleh suatu perusahan Kondisi sekarang hangar sudah diperbaiki karena difungsikan menjadi tempat parker mobil pertamina.
5. Hanggar Utarom 5
Hangar Pesawat tinggalan Perang Dunia II ini terletak di area Bandara Utarom. Hangar ini berbentuk setengah lingkaran dengan tiang penyangga lengkung dari besi dan atap dari seng. Ukuran hangar 8 x 4.5 m dengan tinggi 2 meter. hangar ini sekarang dijadikan tempat mixer minyak oleh pertamina.