Meriam Markoni Peninggalan Jepang

0
6467
meriam markoni

Meriam Markoni

Meriam Markoni merupakan peninggalan Jepang. Terletak di Bukit Markoni, Keluraha Damai, Kec. Balikpapan Selatan, Kota Balikpapan.  Perang  dunia  II  yang  menjadi  latar belakang  cagar  budaya  ini  dimulai  dengan penyerbuan  Jepang  ke  Balikpapan.  Penyerbuan  tersebut  berakhir  dengan kemenangan  Jepang  pada  23  Januari  1942  atas  Hindia  Belanda  di  Balikpapan  yang menyebabkan  pengalihan  kekuasan  dari  Hindia  Belanda  ke  Jepang.  Sejak  saat  itu pembangunan  sarana  pertahanan  oleh  Jepang di daerah Balikpapan mengalami perkembangan yang pesat. Sarana  pertahanan tersebut dibangun di daerah‐daerah  yang  penting  terutama  untuk  mempertahankan sumber minyak yang terdapat di Kota Balikpapan.

Lokasi meriam berada pada puncak bukit dan menghadap langsung ke arah Selat Makassar. Masyarakat sekitar menamakan area perairan tesebut sebagai Boy I, sebuah area yang dijadikan tempat kapal untuk melakukan maneuver perputaran arah bila menuju ke arah Teluk Balikpapan. Dengan kondisi tersebut maka setiap kapal yangakan memasuki Teluk Balikpapan akan dengan mudah diawasi dan dipantau oleh keberadaan meriam.

Meriam Markoni adalah contoh dari meriam pantai yang berfungsi untuk mempertahankan wilayah pantai dari pendaratan tentara musuh. Pendaratan ini biasanya menggunakan jenis kapal landing ship tank, landing craft tank dan tank amphibi. Fungsi meriam pantai adalah untuk menenggelamkan/menghancurkan kapal pengangkut pasukan dan tank amphibi sebelum mencapai pantai.

Meriam  Markoni berlaras  tunggal  dengan  diameter  lubang  di  ujung  meriam  15  cm dan  diameter  ujung  meriam  28  cm.  Terdapat  pelindung  meriam  di bagian  pangkal.  Kondisinya  masih  tertimbun  sebagian  dalam  tanah.  Meriam ini terletak pada dudukan beton. Terdapat ruangan semi permanen dari kayu ulin  sebagai  bunker  dengan  kondisi  masih  insitu  dan  telah  hilang  sebagian. Kondisi  meriam  dan  bunker  sebagian  masih  tertutup  tanah.