Situs Kutogirang

0
2297

Situs Kutogirang di Desa Kutogirang Kecamatan Ngoro Kabupaten Mojokerto, telah mendapat perhatian sejak masa Kolonial Belanda, N.J.  Krom merupakan orang pertama yang tertarik mengenai struktur ini. Berdasarkan penafsiran data prasasti Jiyu dan batu bertulis di Candi Jedong, Krom mengungkapkan bahwa Kutogirang merupakan bekas kerajaan Raja Girindrawardhana pada abad ke 15 M seperti tertulis pada ROD 1915. Pada tahun 1975 situs ini mendapat perhatian dari kantor LPPN dengan dilakukan ekskavasi dan penyusunan batu-bata yang tersebar di lokasi situs kutogirang, dari kegiatan tersebut timbul beberapa interpretasi mengenai struktur yang ada. Pendapat A.S. Wibowo, Soekarto Atmojo, dan J.G. de Casparis mengungkapkan bahwa situs ini merupakan bangunan air. Hal ini didasarkan pada pola lubang-lubang pada dinding tembok yang diasumsikan bahwa lubang – lubang yang dimaksudkan berfungsi sebagai saluran air pada dinding bawah sebelah utara, maka diperkirakan lokasi dikelilingi fondasi tembok tersebut mungkin sebuah kolam. Pada tahun 1990 dilakukan penelitian terpadu antara Fakultas Geografi Universitas Gajah Mada bersama Direktorat Perlindungan dan Pembinaan Peninggalan Sejarah dan Purbakala mengelompokkan struktur yang ada menjadi lima yaitu :

  1. Struktur bagian bawah
  2. Struktur bagian atas
  3. Struktur teras
  4. Struktur barat sungai Janjing
  5. Struktur di luar situs kutogirang

Pada struktur bagian bawah diadakan pengujian terhadap tiga lubang galian untuk menguji pedostratigrafi. Hasil pengujian menunjukan bahwa pada masa lampau ada saluran pelimpahan yang tersusun dari bata dan situs ini tergenang air diatasnya pada kedalaman 185 cm dan 220 cm. Dengan demikian disimpulkan bahwa pada masa lampau struktur yang ada merupakan kolam.

Penelitian selanjutnya dilakukan pada tahun 1993 dengan menemukan struktur bata di pekarangan rumah bapak Dinar, eskavasi di lokasi ini dan disimpulkan bahwa struktur yang ada merupakan sebuah fondasi lantai yang tersusun dari batu andesit di bawah dan bata di bagian atas dengan dinding bata, disamping itu juga ditemukan komponen bangunan dari tanah liat yaitu genteng, momolo, bubungan keseluruhannya merupakan bagian atap bangunan. Dari hasil analisa diduga bangunan ini beratap genteng dengan tiang penopang dari bahan kayu. (Ferdinandus, 2003). Penelitian selanjutnya dilakukan pada tahun 1993 dengan menemukan struktur bata di pekarangan rumah bapak Dinar, eskavasi di lokasi ini dan disimpulkan bahwa struktur yang ada merupakan sebuah fondasi lantai yang tersusun dari batu andesit di bawah dan bata di bagian atas dengan dinding bata, disamping itu juga ditemukan komponen bangunan dari tanah liat yaitu genteng, momolo, bubungan keseluruhannya merupakan bagian atap bangunan. Dari hasil analisa diduga bangunan ini beratap genteng dengan tiang penopang dari bahan kayu. (Ferdinandus, 2003). (Lap. Inventarisasi Kab.Mojokerto Tahap II)